Larangan mudik mulai tanggal 6 Mei diberlakukan. Seluruh transportasi umum dilarang beroperasi dan masuk ke Jatim.
Pelarangan mudik 2021 ini berdampak kepada para sopir angkot di Terminal Joyoboyo Surabaya. Para sopir angkot menyayangkan keputusan pemerintah. Sebab, kondisinya masih sulit dan susah.
"Situasinya sudah anjlok karena pandemi. Sekarang ditambah larangan mudik, malah tidak karuan urip iki (Hidup ini). Makin rugi," ujar Rusnan, salah satu sopir angkot yang mangkal di Terminal Joyoboyo, Selasa (27/4/2021).
Rusnan menjelaskan, pendapatan sopir angkot saat ini tidak menentu. Bahkan, untuk sekali perjalanan pulang-pergi, terkadang supir malah merugi.
Sehari-hari, pria berusia 65 tahun ini menarik angkot JM jurusan Menganti, Gresik, sampai Terminal Joyoboyo, Surabaya. Larangan mudik 2021 ini, disebutnya makin menyulitkan kondisi sopir angkot.
"Sekali PP saja bensin Rp 30 ribu. Belum makelarnya, belum kita setornya (Ke pemilik bemo). Kadang malah rugi, kita norokin. Ini mudik dilarang, ya saya harap pemerintah jangan begitu lah, kebetulan saya angkot dari Menganti ke Joyoboyo. Larangan gitu kan berdampak juga ke penumpang, akhirnya tidak bisa ke mana-mana," keluhnya.
Simak video 'Suara Miris Pengusaha dan Sopir Bus Atas Larangan Mudik Lebaran':