Penyandang HIV/AIDS di Tulungagung Aktif Pertebal Ilmu Agama Lewat Majelis Taklim

Penyandang HIV/AIDS di Tulungagung Aktif Pertebal Ilmu Agama Lewat Majelis Taklim

Adhar Muttaqien - detikNews
Minggu, 18 Apr 2021 14:29 WIB
majelis taklim odha
Majelis taklim ODHA di Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqien)
Tulungagung -

Datangnya bulan Ramadhan menjadi kebahagiaan bagi seluruh umat muslim, tak terkecuali Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Tulungagung. Mereka membentuk majelis taklim untuk mempertebal ilmu agama.

Humas Majelis Taklim Sianu Agama, E, mengatakan kelompok pengajian yang dibentuk setahun lalu itu kini diikuti oleh lebih dari 30 ODHA dan keluarga ODHA di Tulungagung. Sejak didirikan, pihaknya rutin menggelar pengajian yang dipusatkan di musala Dinas Kesehatan Tulungagung.

"Ide membentuk majelis taklim, awalnya hanya ngobrol-ngobrol antara petugas KPA Tulungagung dengan penyuluh agama Kemenag. Akhirnya diseriusi dan terbentuk setelah lebaran tahun lalu," kata E, Minggu (18/4/2021).

Menurut E, majelis ini memiliki banyak kegiatan dalam setiap kali menggelar pertemuan. Mulai dari belajar mengaji, salat, konsultasi hingga mendengarkan tausiah dari para tokoh agama.

"Jadi ada mulai belajar alif ba ta sampai Al-Quran juga ada. Setiap satu minggu sekali kami menghadirkan narasumber yang berbeda-beda," ujarnya.

majelis taklim odhamajelis taklim ODHA (Foto: Adhar Muttaqien)

Pada awal terbentuk, kelompok pengajian para ODHA dan keluarganya ini hanya diikuti oleh 20 orang. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah ODHA yang bergabung terus bertambah, hingga lebih dari 30 orang.

Para anggota majelis taklim cukup antusias untuk mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan. Program bersama antara KPA dengan Kemenag Tulungagung tersebut diharapkan dapat mempertebal ilmu agama dan menambah daya tahan tubuh dari sisi psikologi.

"Kalau untuk Ramadhan, ini merupakan Ramadhan pertama bagi Majelis Taklim Sinau Agama, semoga jumlah jemaahnya semakin banyak lagi," jelas E.

Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Tulungagung Ifada Nur Rohmania, mengatakan majelis taklim tersebut memiliki peran penting dalam penguatan para ODHA.

"Teman-teman ODHA itu harus tetap produktif, artinya penguatan secara mental spiritual, psikologis dan kesehatan itu memang harus komprehensif," kata Ifada.

Menurut Ifada, penanganan para ODHA tidak akan selesai pada satu titik, namun akan terus berkelanjutan, sehingga perlu ditata sebaik mungkin serta dibutuhkan kesadaran dari masing-masing ODHA. "Kegiatan ini adalah sukarela, kami sudah bilang ini bagian dari kebutuhan teman-teman, yang merasa butuh silakan datang," ujarnya.

Lebih lanjut Ifada menjelaskan kegiatan spiritual merupakan salah satu bentuk terapi, agar terbentuk penyadaran diri dan para ODHA mampu bertahan hidup dengan HIV/AIDS.

"Memang bagian dari terapi, Jadi dari sisi psikologis kejiwaan seseorang itu ruang-ruang spiritual itu perlu diadakan dan itu memang ada kalanya mengalami kekosongan," imbuhnya.

Sebab menurutnya, di saat seseorang mengalami hambatan psikologis, maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada diri, termasuk dalam menjalankan kehidupan sehari-hari maupun ibadah.

"Ruang kosong itulah yang kita isi. Ini juga bagian dari proses healing yang berkaitan dengan spiritual. Misalkan proses penerimaan diri, agar kehidupan spiritual terpenuhi dan menjalani hidup dengan lebih baik," imbuh Ifada.

Dikonfirmasi terpisah penyuluh agama Kantor Kementerian Agama Tulungagung Nikmah, mengaku bersyukur kegiatan Majelis Taklim Sinau Agama dapat berjalan dengan baik dan diikuti oleh para ODHA dari berbagai latar belakang.

"Jadi ODHA ini bermacam-macam latar belakangnya, ada yang transgender, gay, ibu rumah tangga dan sebagainya. Alhamdulillah pimpinan juga mendukung penuh agar majelis ini terus berjalan," kata Nikmah.

Kemenag Tulungagung berkomitmen akan terus memberikan dukungan terhadap para ODHA dan kuarganya untuk mendapatkan bimbingan secara spiritual.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.