Panitia Vaksinasi BUMN di Grand City Ngaku Salah soal Membludaknya Peserta

Panitia Vaksinasi BUMN di Grand City Ngaku Salah soal Membludaknya Peserta

Esti Widiyana - detikNews
Rabu, 31 Mar 2021 16:14 WIB
Vaksinasi COVID-19 di Sentra Vaksinasi BUMN di Grand City Surabaya sempat membludak pada Selasa (30/3) dan pagi tadi. Namun sekitar pukul 11.30 WIB, kondisi sudah kondusif.
Sekretaris Tim Sentra Vaksinasi BUMN Jawa Timur, dr Reni Padma/Foto: Esti Widiyana/detikcom
Surabaya -

Vaksinasi COVID-19 di Sentra Vaksinasi BUMN di Grand City Surabaya digelar sejak Minggu (28/3). Vaksinasi itu melayani pegawai BUMN dan lansia se-Jatim.

Namun pada Selasa (30/3) hingga pagi tadi, sempat membludak hingga peserta mengabaikan aturan jaga jarak. Vaksinasi akan digelar selama dua bulan dengan target 157 ribu sasaran. Maka, per harinya ditargetkan menyelesaikan minimal 5 ribu vaksinasi.

"Target di Jatim 157 ribu, per harinya minimal 5 ribu. Setiap harinya, hari pertama sedikit sekitar 2.700. Sekarang 16.000 totalnya dari hari ketiga," kata Sekretaris Tim Sentra Vaksinasi BUMN Jawa Timur, dr Reni Padma kepada wartawan di Grand City, Rabu (31/3/2021).

Dalam waktu dua bulan, proses vaksinasi harus sudah dilakukan dua dosis. Artinya, dalam satu bulan harus menyelesaikan suntikan pertama. Merek vaksin yang diberikan ialah Sinovac.

"Suntikan pertama di 28 hari. Kita buka dari tanggal 24 April, tanggal 25 sudah dengan suntikan kedua. Jadi nanti suntikan pertama dan kedua sama dilakukan di sini," jelasnya.

Lalu, bagaimana cara mengatur massa agar tidak membludak lagi? Reni mengatakan, pihak perusahaan juga sudah menyiapkan SDM. Masing-masing untuk mengkoordinir di Grand City dan ada pihak sendiri untuk medis.

"Ada tim juga dari EO untuk kelancaran acara. Tim dari kementerian untuk supervisi juga. Medisnya 160 orang," katanya.

Agar tetap mematuhi protokol kesehatan, pihaknya memberikan edukasi kepada peserta akan 5M. Setiap saat panitia juga mengingatkan lewat pengeras suara.

Jika tetap terjadi penumpukan, maka akan diberlakukan sistem buka tutup seperti pagi ini. Hal itu untuk menghindari kerumunan di dalam maupun di luar.

"Dilakukan sistem buka tutup. Atur kapasitasnya berapa, di sini berapa ada hitungannya dari teman-teman EO juga, di sana tutup berarti di sini ada kegiatan," pungkasnya.

Simak juga video 'Rencana Menkes Budi Percepat Vaksinasi COVID-19 Bagi Pendidik':

[Gambas:Video 20detik]



Selain itu, panitia juga meminta bantuan kepada Satgas COVID-19 Kota Surabaya. Pantauan detikcom di lapangan, selain panitia dan petugas sekuriti, juga terlihat beberapa petugas dari Linmas Kota Surabaya dan kepolisian. Mereka memantau jalannya vaksinasi agar tertib dan mematuhi protokol kesehatan.

"Iya (meminta bantuan Satgas COVID-19 Kota Surabaya)," kata salah satu panitia Sentra Vaksinasi BUMN, Lolita Puspita Candra, Rabu (31/3/2021).

Lolita juga mengakui, kerumunan pada Selasa (30/3) merupakan kesalahan dari panitia. Karena pengaturan peserta yang kurang maksimal.

"Pengaturannya yang kurang. Iya (kerumunan kesalahan panitia)," imbuhnya.

Sementara Ketua Satgas Sentra Vaksinasi BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan beberapa alasan mengapa kemarin membludak. Menurutnya peserta vaksinasi datang hampir dalam waktu bersamaan.

Saat ini, lanjut dia, Sentra Vaksinasi BUMN terus berupaya meningkatkan kenyamanan peserta vaksin dan tetap menjaga protokol kesehatan. Pasalnya, dalam sehari vaksinasi ditarget mencapai 5 ribu sasaran dan Selasa (30/3) melebihi target.

"Hingga Selasa (30/3), jumlah peserta vaksinasi di Sentra Vaksinasi Bersama BUMN Surabaya telah mencapai 7.406 peserta vaksin yang terdiri dari lansia dan petugas publik," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.