Kedua pelaku mengaku menculik Ara karena sakit hati terhadap orang tua Ara. Sakit hati itu dipicu karena ibu Ara disebut telah menampar anak pelaku.
Oke dan Hamidah merupakan pasangan siri. Hamidah sebelumnya memang tinggal di rumah keluarga yang juga ditempati orang tua Ara. Karena menikah siri, maka Hamidah dan Oke tak dizinkan berada di rumah di Tambaksari tersebut.
Hamidah dan Oke kemudian tinggal di rumah di Pasuruan. Sementara dua anak mereka tetap tinggal di rumah keluarga tersebut.
Baca juga: Tak Ada Lagi Wajah Muram Setelah Ara Pulang |
"Dia tidak boleh tinggal di sini karena belum menikah secara sah. Kita juga melindungi anaknya," ujar Safrina Anindia Putri, ibu Ara, kepada detikcom, Minggu (28/3/2021).
Safrina sendiri membantah telah menampar anak Hamidah. Safrina mengatakan kejadian itu berawal saat anak Hamidah menerima tamu laki-laki larut malam. Anak Hamidah pun diingatkan agar tak pacaran hingga larut malam.
"Kan dia (anak Hamidah) pacaran hingga setengah dua malam, jam setengah satu bertamu, diingatkan marah-marah. Yang mengingatkan mama saya, terus dia tidak terima lalu menutup pintu keras-keras," kata Safrina.
Safrina kemudian turut mengingatkan anak Hamidah. Safrina mengaku sempat menoyor kepala anak Hamidah karena kelakuannya yang pacaran hingga larut malam dan tak menghormati neneknya.
Safrina menganggap apa yang dilakukan anak sulung Hamidah adalah salah. Untuk anak Hamidah yang masih kecil, Safrina mengaku menyayanginya. Safrina mengaku tidak pernah memarahi anak Hamidah yang kecil. Bahkan dia hanya memberikan nasehati jika ada kesalahan yang dilakukan.
"Saya nggak pernah memarahi, cuman menasehati," lanjut Safrina.
Safrina sendiri telah memaafkan Hamidah dan suaminya. Meski begitu pihaknya tetap menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada polisi.
"Ya saya memaafkan, tapi prosesnya tetap polisi," kata Safrina.
Simak Video: Ara, Bocah Surabaya yang Hilang Sudah Ditemukan di Pasuruan
(iwd/iwd)