Titik ekskavasi tempat penemuan kerangka manusia di Situs Kumitir, Mojokerto disebut bukan bekas makam. Terdapat kerangka manusia tiga perempuan yang ditemukan di lokasi. Salah satunya relatif utuh, tapi dikubur secara tidak wajar.
Kerangka tiga perempuan itu ditemukan tim ekskavasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim di titik ekskavasi sebelah barat makam umum Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo. Tempat penemuan kerangka bersebelahan dengan makam umum.
Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, pihaknya telah menggali keterangan dari salah seorang penduduk asli Dusun Bendo. Yaitu dari Wakid yang lahir di kampung itu pada 1953 silam.
"Sepengetahuan dia, makam umum Dusun Bendo tidak sampai berkembang ke sisi barat, dia tidak tahu kalau di sisi barat ada kerangka manusia," kata Wicaksono saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (21/3/2021).
Keterangan warga setempat itu kian menguatkan indikasi kerangka manusia yang ditemukan di Situs Kumitir bukan dari zaman modern. Namun, waktu pemakaman tiga jasad tersebut masih diteliti ahli antropologi forensik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Hasilnya keluar tiga bulanan. Kalau dari masa Majapahit, akan dikembangkan ke DNA-nya. Kalau misalnya dari abad 20, selesai (Tak ada kaitannya dengan Situs Kumitir)," terang Wicaksono.
Ahli Antropologi Forensik Unair telah mengambil beberapa sampel serpihan tulang dari kerangka 3 perempuan di Situs Kumitir. Yaitu serpihan tulang telinga, bagian tangan dan tengkorak.
Jika dipastikan dari masa Majapahit, DNA kerangka Situs Kumitir akan dibandingkan dengan temuan serupa di situs Sumur Upas, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Karena tiga kerangka manusia di Sumur Upas sudah dipastikan berasal dari abad 15 masehi.
"Akan dibandingkan dengan DNA di kerangka yang ditemukan di Sumur Upas. Sehingga ketahuan DNA masyarakat pada zaman Majapahit seperti apa," tandasnya.
Serpihan tulang manusia lebih dulu ditemukan tim ekskavasi pada Rabu (3/3). Tulang belulang itu terkubur sekitar 60 cm dari permukaan tanah. Hasil identifikasi sementara ahli antropologi forensik Unair, serpihan tulang tersebut dari jasad dua perempuan.
Selanjutnya pada Selasa (9/3), tim ekskavasi BPCB Jatim bersama ahli antropologi forensik Unair menemukan satu kerangka manusia yang relatif utuh. Menurut ahli, kerangka ini berjenis kelamin perempuan. Hanya saja jasad tersebut dimakamkan tak wajar karena posisi kerangka tengkurap.
Sejauh ini, Situs Kumitir diekskavasi dalam tiga tahap. Yakni pada 2019, 2020 dan 2021. Tahun ini, penggalian arkeologis digelar selama satu bulan, 1-30 Maret. Situs Kumitir diyakini sebagai sisa-sisa istana Bhre Wengker, paman Raja Majapahit Hayam Wuruk. Hipotesis itu berdasarkan berbagai temuan arkeologis dan literatur yang diperoleh tim ekskavasi.
Situs Kumitir juga diyakini menjadi tempat pendarmaan atau tempat menghormati Mahesa Cempaka, salah seorang raja bawahan Singosari. Bhre Wengker konon membangun tempat suci untuk menghormati leluhurnya, Mahesa Cempaka di dalam istananya yang kini menjadi Situs Kumitir.