Pembeli sekaligus penemu pertama yakni Agung Prasetyo Hadi (31) alias si pemilik akun Facebook Agung Emfet Putra Blambangan.
"Barang buktinya masih ada. Dari cabai sampai yang sempat dimasak semua utuh. Saya masukkan ke kulkas," kata Agung kepada wartawan, Minggu (21/3/2021) malam.
Menurut Agung, jika hal ini dibiarkan begitu saja, bisa membahayakan keselamatan banyak orang.
"Ya ini bahaya yang jelas (Cabai dicat). Saya tidak tahu jenis cat apa yang digunakan. Yang jelas warnanya luntur kalau di masak," katanya.
Sebelumnya, sejak mendapati temuan cabai rawit dicat tersebut, Agung berupaya memperingatkan seluruh warga Banyuwangi. Dengan mengunggah video viral temuannya, Agung berharap agar masyarakat lebih waspada dan teliti jika membeli cabai.
"Nggak ada niat apapun untuk membuat heboh. Ini fakta bukan hoaks. Bukti-buktinya ada di rumah. Secepatnya saya akan laporkan ke dinas atau yang berwenang agar segera diantisipasi," kata Agung.
Agung menjelaskan, jika neneknya Suryati membeli sekantong cabai berbobot 1 ons dari pedagang sayur keliling. Dikarenakan cabai rawit saat ini harganya selangit, nenek Suryati hanya mampu membelinya sedikit.
Dari tiga kantong cabai yang dijual pedagang sayur keliling, nenek Suryati sengaja memilih cabai yang berwarna cerah. Karena semakin cerah cabai maka semakin pedas pula rasanya.
"Kata nenek, waktu beli itu ya seperti cabai biasa. Seperti cabai tua, warnanya oranye. Cuman waktu ditumis kok luntur. Jadi di wajan itu ada bawang merah bawang putih, warnanya ikutan oranye. Seperti dilumuri saus," jelas Agung, salah satu pengunggah video temuan cabai rawit yang dicat di Banyuwangi. (fat/fat)