Alat buatan Universitas Gajah Mada (UGM) ini dipasang di Ponpes terbesar di Banyuwangi, Rabu (11/3/2021).
Dewan Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung, KH Ahmad Munib Syafa'at mengatakan pengadaan GeNose C19 di Ponpes tertua di Bumi Blambangan ini sengaja dilakukan sebagai bentuk perhatian terhadap kesehatan para santri. Sekaligus wujud sinergitas dengan Pemkab Banyuwangi dalam penanganan COVID-19.
"Hanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 menit, cukup pakai nafas," ujar Kiai Munib kepada wartawan, Kamis (11/3/2021).
![]() |
Dengan adanya GeNose ini, kata Kiai Munib, para santri bisa dipastikan bebas dari infeksi. Dengan begitu, para wali santri akan merasa lebih tenang ketika buah hati menempuh pendidikan agama Islam di pesantren.
"Sementara kita memiliki 1 buah alat GeNose, dan sudah mulai kita uji coba," jelas pria yang juga anggota DPRD Banyuwangi ini.
Kepemilikan GeNose C-19, masih Gus Munib, dinilai sangat penting. Meskipun pemerintah sudah mencetuskan program vaksinasi COVID-19.
"Karena vaksinasi itu untuk usia 18 tahun ke atas, sedang santri kami banyak yang berusia di bawah 18 tahun," ungkap pria yang juga menjabat Rektor Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung tersebut.
Kiai Munib menyebut bahwa pengadaan alat deteksi COVID-19, GeNose C-19 oleh Ponpes Darussalam Blokagung adalah yang pertama di Banyuwangi. Berbarengan dengan 20 Ponpes lain yang tersebar diseluruh Indonesia.
Ponpes Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari Banyuwangi pernah menjadi klaster COVID-19. Beberapa santri pada medio Agustus 2020 lalu sempat dinyatakan positif COVID-19. Setelah dilakukan karantina, seluruh santri dinyatakan sembuh. (iwd/iwd)