Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. "Kita terbuka untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait perihal keberadaan Kapal van der Wijck ini. Terutama pemangku maritim," katanya kepada detikcom, Selasa (9/3/2021).
Terlepas dari keberadaan bangkai Kapal van der Wijck yang masih menyisakan misteri, Yuhronur berharap ada langkah nyata terkait tenggelamnya kapal tersebut.
"Meski saat ini belum bisa diangkat tapi setidaknya ke depan bagaimana nasib kapal ini, apakah akan dijadikan wisata bawah air di Lamongan atau bagaimana. Kami terbuka," ujarnya.
Yuhronur menyebut, Kapal van der Wijck merupakan salah satu harta karun yang terpendam di perairan Lamongan dan patut untuk diperkenalkan ke seluruh dunia. Peristiwa tenggelamnya Kapal van der Wijck merupakan peristiwa nyata yang pernah terjadi di masa kolonial Belanda. Yang salah satu peninggalannya berupa monumen peringatan dan masih berdiri di Brondong.
"Ini memang benar-benar harta karun yang ada di Lamongan dan patut untuk diperkenalkan ke dunia, Bahwa Lamongan juga punya peristiwa seperti Titanic yang namanya Kapal van der Wijck," tambahnya.
Sebelumnya, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Mifta Alamuddin juga menyampaikan, Kapal van der Wijck yang tenggelam di perairan pantai utara (pantura) Lamongan ini sebagai harta karun bawah laut. Bahkan, kerap ada pihak yang mencoba mencari bangkai kapal tersebut.
"Lamongan juga ada harta karun laut dari kapal, yaitu Kapal van der Wijck yang tenggelam pada 20 November 1936 saat masa kolonial Belanda," terangnya.
Lihat juga video 'Harimau Kurus di Maharani Zoo Lamongan, Ini Kata Pengelola':
(sun/bdh)