Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, peristiwa tenggelamnya Kapal van der Wijck mungkin dikenal oleh masyarakat Indonesia dari karya sastra atau film. Namun menurutnya, peristiwa tenggelamnya kapal itu memang nyata.
"Buktinya adalah adanya tugu peringatan yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda yang monumennya berlokasi di kompleks Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia Cabang Brondong, Lamongan," kata Wicaksono saat dimintai komentar terkait keberadaan bangkai Kapal van der Wijck, Senin (8/3/2021).
Menurutnya, peristiwa tenggelamnya Kapal van der Wijck harus dibuktikan lagi. Yakni dengan menelusuri di mana bangkai kapal itu.
Selain itu untuk melihat bagaimana kondisi kapal saat ini, setelah puluhan tahun berada di bawah laut. "Oleh karena itu, kegiatan eksplorasi untuk mengungkap hal itu perlu segera dilakukan, baik oleh Pemkab Lamongan, Pemerintah Provinsi Jatim, dan pemerintah pusat," imbuhnya.
Sebelumnya, Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Mifta Alamuddin juga menyampaikan, Kapal van der Wijck yang tenggelam di perairan pantai utara (pantura) Lamongan ini sebagai harta karun bawah laut. Bahkan, kerap ada pihak yang mencoba mencari bangkai kapal tersebut.
"Lamongan juga ada harta karun laut dari kapal, yaitu Kapal van der Wijck yang tenggelam pada 20 November 1936 saat masa kolonial Belanda," terangnya.
Tonton juga Video: Indahnya Bangkai Kapal dan Keragaman Biota Laut di Tulamben, Bali
(sun/bdh)