.webp)
"Jadi bantuan mi itu sebenarnya sasarannya bukan pengungsi, tapi relawan," ujar PLT Kepala BPBD yang juga Kadinsos Nganjuk Nafhan Tohawi saat dihubungi detikcom, Jumat (19/2/2021).
Mi ayam yang dikemas dalam cup tersebut, kata Nafhan, bisa ke tangan pengungsi karena diberikan di luar ring pengamanan. Saat pemberi bantuan memberikan mi kepada relawan, pengungsi yang mengetahui meminta.
"Jadi ada donatur yang ndak mau kita arahkan, bandel. Dan mi ayam dibagikan kepada relawan saat di jalan. Jadi sasaran bukan pengungsi tapi relawan. Mungkin ada pengungsi kepingin akhirnya diberi oleh donatur itu," kata Nafhan.
Saat ditanya berapa jumlah mi ayam yang telah dibagikan, Nafhan enggan menyebutkan. Terkait bantuan kepada pengungsi, Nafhan mengaku sudah ada sistem pendistribusian oleh panitia.
"Bantuan yang datang sebenarnya sudah ada sistem pendistribusiannya, satu pintu lewat Dinsos," jelas Nafhan.
Diakui Nafhan bahwa terkait pendistribusian mi ayam yang menyebabkan keracunan massal karena donatur yang bandel ingin menyerahkan langsung. "Donatur yang ndak mau kita arahkan, bandel dan mi ayam di bagikan kepada relawan saat di jalan," tandas Nafhan.
Jumlah korban keracunan massal pengungsi longsor Nganjuk di Dusun Selopuro Desa Kecamatan Ngetos Nganjuk kini mencapai 44. Empat di antaranya dilarikan ke rumah sakit dan 7 di Puskesmas Ngetos.
Polisi memastikan bahwa mi ayam yang disantap pengungsi bukan dari dapur umum melainkan bantuan dari masyarakat umum.
Simak juga Video: Korban Longsor Nganjuk Evakuasi Sisa Perabot Rumah
(iwd/iwd)
