"Tadi pagi saya komunikasi dengan kepala BMKG Karangkates, bahwa dari data seismik, itu tidak berasal dari bawah permukaan bumi sumbernya," ujar Adi kepada detikcom, Kamis (4/2/2021).
Menurut Adi, jika kejadian berasal dari bawah permukaan tanah akan tercatat oleh alat seismometer. Dirinya menduga suara tersebut berasal dari atas permukaan tanah.
"Kemungkinan itu sumbernya dari atas permukaan, tapi yang masih juga diteliti. Sepertinya sih aktivitas manusia di atas permukaan," terangnya.
Adi menuturkan, jika dentuman berasal dari atas permukaan tanah, sumber suara atau gelombang seismik tidak akan terekam seismometer. Terkait dentuman tersebut, Adi tidak bisa memberi istilah yang pasti. Dia belum mendapatkan referensi sebelumnya tentang kejadian seperti itu.
"Saya belum bisa memastikan, sepertinya itu aktivitas manusia, yang kita belum tahu, karena di atas permukaan bumi. Tidak harus di langit sana ya," jelasnya.
Sebelumnya diketahui, suara dentuman terdengar di Malang. Dentuman itu pertama kali terdengar pada Selasa (2/2) pukul 23.00 WIB. Dentuman terdengar beberapa kali dengan frekuensi yang berdekatan.
Petugas call center BPBD Kota Malang, Aziz, mengatakan dentuman terdengar hingga Kabupaten Malang. Dentuman terdengar seperti meriam hingga getarkan kaca jendela.
"Benar, se-Malang Raya, di (Kota) Batu dengar, di Kabupaten Malang ada yang sebagian yang mendengarkan. jendela, kaca-kaca, getar-getar," kata Aziz. (sun/bdh)