Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, pihaknya tengah menunggu surat resmi dari pemerintah pusat terkait rencana perpanjangan PPKM Jawa-Bali.
Sutiaji juga mempertanyakan apa saja indikator untuk memperpanjang PPKM. "Karena yang saya sampaikan, berhasil tidaknya PPKM, sekarang kan juga tingkat kesadaran masyarakat," ujar Sutiaji kepada wartawan di Balai Kota Malang Jalan Tugu, Kamis (21/1/2021).
Menurut Sutiaji, PPKM jilid pertama masih dalam tahap proses. Penilaian berhasil tidaknya pelaksanaan PPKM terlihat pada satu atau dua minggu setelahnya. Yakni masyarakat taat prokes COVID-19.
"PPKM itu kan sebenarnya memberikan warning. Ternyata COVID-19 masih ada, juga karena ada peningkatan kasus. Kita perlu diingatkan lagi," tutur politisi Partai Demokrat ini.
Sutiaji menambahkan, PPKM merupakan langkah mitigasi COVID-19. Selain penguatan kesadaran protokol kesehatan di tingkat masyarakat paling bawah.
"Pak RT/RW dikasih tahu agar mengedukasi warganya. Bahwa COVID-19 ini makin hari makin mengganas. Harus ada pemahaman secara berangsur," imbuhnya.
"Sehingga tokoh masyarakat selalu mengedukasi tentang COVID-19. Bahwa prokes sudah tidak 3M lagi tapi 5M. Ditambah dengan membatasi mobilitas dan menghindari kerumunan," akunya.
Beberapa kali patroli jam malam selama PPKM Kota Malang, jelas dia, pihaknya masih melihat banyak pelaku usaha yang membandel.
"Sebetulnya kembali lagi kepada kesadaran masyarakat. Walaupun buka sampe jam 11 malam tapi gak ada yang datang kan mesti tutup," ungkapnya.
Sutiaji malah mendapati beberapa pelaku usaha yang kucing-kucingan dengan petugas. Misalnya lampu dimatikan dan setenga ditutup, seakan-akan tidak ada orang.
Menurut Sutiaji, kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan. Di dalamnya juga muda-mudi harus waspada, karena mereka itu relatif OTG.
"Walaupun kena COVID-19, 10 hari mereka isoman kan selesai. Tapi kasihan masyarakat kita yang sudah tua, yang punya komorbid," tutupnya.