Prosentase angka kematian akibat COVID-19 di Ponorogo tinggi. Bahkan angkanya di atas rata-rata nasional. Angka kematian di angka 5,29 persen. Sedangkan Jatim di angka 7 persen dan nasional di angka 3,12 persen.
"Ponorogo ada di bawah Jatim tapi di atas angka nasional untuk angka kematian," kata Kadinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini kepada wartawan, Selasa (19/1/2021).
Irin menambahkan untuk angka kesembuhan di Ponorogo di angka 70 persen, sedangkan nasional di angka 80 persen. Artinya, kesadaran masyarakat penting untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
"Butuh kesadaran dari warga, masyarakat dan tentunya kesadaran yang tinggi dan upaya yang maksimal dari petugas dalam penanganan COVID-19 ini bisa menjadikan angka penularan bisa turun," ujar Irin.
Menurutnya, penularan paling banyak terjadi di klaster keluarga. Sebab, hasil dari kontak tracing paling banyak dari klaster keluarga. Pernah dalam satu hari ada 37 kontak erat terkonfirmasi positif COVID-19 dalam klaster keluarga.
"Klaster keluarga meski saya belum analisa berapa prosentasenya, dari setiap kasus yang baru, penambahan kasus itu didominasi berangkat dari kontak erat," imbuh Irin.
Sebab, jika protokol kesehatan diterapkan saat bertemu dengan orang yang positif COVID-19 seharusnya tidak tertular. Beberapa upaya yang sudah dilakukan Satgas COVID-19 dengan menyediakan shelter untuk isolasi para pasien. Karena jika tetap isolasi mandiri dikhawatirkan tetap beresiko.
"Sehingga untuk mengurangi tersebut, pemerintah menyiapkan rumah karantina dengan kapasitas Insya Allah nanti 70 tempat tidur sehingga kita harapkan bisa menurunkan angka penularan. Karena yg sudah jelas terkonfirmasi positif, kita isolasi secara berkelompok," papar Irin.
Pemkab pun mulai bersiap jika sewaktu-waktu diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Kita masih menunggu pusat maupun Pemprov Jatim, mungkin sehari atau dua hari ke depan," pungkas Irin.