Keyakinan bahwa ular sanca bersarang di sekitar permukiman dikuatkan dengan seringnya ular predator itu muncul saat banjir. Bahkan dua kali warga menangkap ular yang memiliki senjata otot pembelit mematikan itu.
"Kalau masuk kampung seingat saya sudah beberapa kali saat banjir. Tapi yang ditangkap dua kali," kata Syamsudin (56), warga Sekarputih, Rabu (13/1/2021).
Syamsudin dan beberapa orang menangkap ular sanca sepanjang 3,5 meter saat banjir merendam desanya, Minggu (10/1) malam. Ular ditangkap saat hendak masuk rumah.
"Ada dua yang kelihatan. Satu masih kecil. Ini yang agak besar," terang Syamsudin.
Menurutnya, pada Bulan Februari 2016, ular sanca sepanjang 4 meter ditangkap saat banjir merendam permukiman. Belasan warga menangkapnya setelah beberapa jam berjibaku.
Jembatan Bajangan yang dimaksud Syamsudin merupakan di atas Sungai Petung penghubung Kecamatan Gondangwetan-Kecamatan Winongan. Desa Sekarputih berada di utara sisi barat jembatan.
Meski sering masuk permukiman, selama ini belum ada warga yang celaka akibat serangan ular sanca. Menurutnya, beberapa kali warga mengaku kehilangan unggas yang diduga disantap reptil besar tersebut.
"Kalau nangkap yang ukuran segini (3-4 meter) masih berani. Ada yang jauh lebih besar pernah naik ke jembatan. Nggak ada yang berani. Akhirnya ular hilang atau pergi sendiri," jelasnya.
Cerita seputar ular sanca yang muncul sebelum dan saat banjir di Desa Sekarputih mendapatkan perhatian pencinta reptil. Kemunculan ular predator itu disebut sebagai hal normal karena kondisi alam.
Pecinta ular dari Forum Reptil Bangil (Forebal), Jakfar Sodiq mengatakan, sangat mungkin ular sanca bersarang di sekitar permukiman warga yang terletak di bantaran sungai. Ia juga mengatakan, kemunculan ular sanca yang disebut sebagai tanda datangnya banjir juga peristiwa yang lumrah.
Menurut Jakfar, ular sanca banyak bersarang di hutan. Mungkin karena habitat mereka jelek atau sudah rusak dan merasa tak aman, jadi mereka turun.
"Jadi sangat mungkin ada sarang di sana (Desa Sekarputih)," jelasnya.
Terkait kemunculan ular sebelum banjir datang, tambah Jakfar, hal itu juga sangat normal. Ular akan keluar saat sarang mereka terendam air.
"Kalau asumsinya ada sarang di bawah jembatan. Ya kan normal, saat air sungai tinggi ular pasti keluar. Mungkin karena sarangnya terendam. Ular ini kan bukan satwa air. Jadi itu bukan ular gaib," imbuhnya.
Meski demikian, ia menyarankan agar warga tetap berhati-hati. "Kalau menangkap ya usahakan jangan sendirian. Ajak beberapa orang," pungkasnya.