Bupati Ngawi Budi Sulistiyono menyebut adanya klaster pondok pesantren yang membuat kota orek-orek masuk zona merah. Kasus COVID-19 di salah satu Ponpes di Katerban Walikukun, ditemukan ada 16 santri positif COVID-19.
"Gelombang kemarin cukup memadatkan kita (kasus COVID-19). Adanya klaster Pesantren di Keterban Walikukun,"ujar Kanang sapaan akrab Bupati Ngawi saat di konfirmasi detikcom, Sabtu (9/1/2021).
Pemkab Ngawi, lanjut Kanang, telah memiliki dua RS rujukan pasien COVID-19 yakni RSUD dr Soeroto dan RS Widodo.
"Kemarin ada 16 hasil kita tracing positif (di Ponpes Katerban Walikukun). Saat ini ada dua tempat RS yakni di RS Widodo dan RSUD dr Soeroto Ngawi," kata Kanang.
"Ada dua cadangan (rujukan pasien COVID-19) yakni Puskesmas Padas dan Gemarang," paparnya.
Kanang menambahkan, pihaknya juga telah memberlakukan wajib rapid test bagi warga luar kota yang masuk Ngawi.
"Ada empat titik rapid test masuk Ngawi yakni di Sine, Mantingan (Perbatasan Jatim Jateng) di exit tol dan di Karangjati," tandasnya.
Data yang dihimpun detikcom saat ini angka kasus COVID-19 di Ngawi per 9 Januari mencapai 703. Dari angka tersebut sudah ada 572 pasien dinyatakan sembuh dan 40 meninggal dunia dan sisanya dalam perawatan.