Surabaya -
PWNU Jawa Timur ikut buka suara terkait peristiwa ribuan pelayat yang menyemut saat pemakaman Habib Hasan bin Hud Assegaf. Hal itu terjadi karen almarhum sebagai ulama sangat dicintai masyarakat sehingga pelayat berbondong-bondong memberikan penghormatan terakhir.
"PWNU Jatim mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Habib Hasan bin Muhammad bin Hud Assegaf. Almarhum dikenal sebagai ulama sepuh yg santun, sederhana, istiqomah, zuhud, tawadlu dan mengayomi umat semua kalangan, terutama lapisan bawah," ujar Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib dalam keterangannya yang diterima detikcom, Kamis (31/12/2020).
"Beliau sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat, khususnya warga Pasuruan. Karena itu tidak heran jika banyak masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir saat proses pemakaman almarhum," tambahnya.
Atas dasar itu, lanjut Salam, kerumunan di pemakaman Habib Hasan Assegaf merupakan sesuatu yang sulit dihindari. Sebab, ribuan pelayat itu datang atas inisiatif sendiri tanpa dikomando atau diundang.
"Maka jika terjadi kerumunan dalam pemakaman almarhum, itu suatu hal yang tidak bisa dihindari. Masyarakat datang atas keinginan pribadi tanpa diundang dan tanpa perencanaan, sehingga tidak bisa dipastikan jumlah maupun arus kerumunannya," jelas Salam.
Menurut Salam, meskipun kerumunan dalam prosesi pemakaman tak bisa dihindari, namun para pelayat sebenarnya tetap mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya banyak yang memakai masker. Atas dasar itu pula, PWNU Jatim mengimbau aparat keamanan bisa memahaminya apalagi konteksnya adalah kedukaan.
"Berdasarkan pantauan di lapangan, sebenarnya para pentakziah tetap berusaha mengikuti protokol kesehatan, di antaranya dengan bermasker. Himbauan-himbauan juga terus disampaikan selama proses pemakaman," tutur Salam.
"Yang terpenting lagi, konteks kejadian ini adalah murni momen duka yang mendalam atas wafatnya seorang ulama panutan. Karena itu pendekatan kemanusiaan dan empati harus lebih dikedepankan. Atas dasar itu, PWNU menghimbau aparat keamanan dan Pemerintah untuk bijak dalam memahami konteks duka yang dirasakan umat Islam di Jawa Timur," imbuhnya.
Salam menambahkan atas kejadian itu, PWNU Jatim mengaku telah melakukan komunikasi dengan keluarga almarhum dan sejumlah tamir masjid. Komunikasi itu dijalin untuk memberikan ketenangan dan tidak panik atas peristiwa yang terjadi.
"PWNU Jatim telah melakukan komunikasi dengan perwakilan keluarga almarhum dan Takmir Masjid Jami' Pasuruan untuk tetap tenang tanpa kepanikan, di tengah suasana duka yang menyelimuti," tandas Salam.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini