Salah satu penjual terompet yang mangkal di Alun-Alun Pasuruan, Muhammad Jainal Hadad (32), mengaku harus mengencangkan ikat pinggang. Pasalnya omset penjualannya anjlok. Tentunya sepinya pembeli jadi pemicunya.
"Sehari laku satu, kadang dua, kadang nggak laku sama sekali. Mungkin karena Corona ya," kata Jainal, Kamis (31/12/2020).
Pria tiga anak ini mulai mangkal di alun-alun sejak 10 hari lalu. Selama itu, penjualannya tak lebih dari dua buah sehari.
"Harga terompet macam-macam. Ada yang Rp 15 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu. Kalau yang harga Rp 5 terjual satu, ya dapat untung Rp 3 ribu," ungkapnya.
Jainal mengatakan ia baru mendengar jika pemerintah kota melarang perayaan tahun baru. Ia mengaku pasrah dan mencoba tetap berjualan.
Meski dagangan terompet tak laku, Jainal mengaku terang. Barang yang tak laku bisa dikembalikan.
"Perjanjiannya kalau nggak laku nggak papa dikembalikan ke bosnya," pungkas Jainal.
Salah satu pembeli, Nur Laila, mengaku saat ini jarang penjual terompet di Pasuruan. Mumpung jalan-jalan ke alun-alun, ia memberikan dua anaknya terompet.
"Nggak kayak sebelumnya banyak yang jual. Mumpung di sini, sekalian beli," katanya.
Pantauan detikcom, penjual terompet yang mangkal di Kota Pasuruan jauh berkurang. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mana diberbagai sudut kota terdapat penjual terompet.