Menariknya, laboratorium ini berdiri di atas bangunan kontainer yang telah dilengkapi peralatan dan mesin yang telah terdaftar dan rekomendasi dari Litbang Kemenkes dan Satgas COVID-19. Pemilihan kontainer itu karena kebutuhan mendesak yang harus serba cepat agar bisa langsung dipasang dan dioperasikan segera.
DikatakanEnggar, saat ini pihaknya telah membangun 10 laboratorium di 10 kota di Indonesia. Ia sendiri mengaku pendirian laboratorium ini bukan murni untuk bisnis, namun merupakan upaya untuk turut serta dalam penangananpandemiCOVID bersama pemerintah setempat.
"Ini lab kesembilan. Kami berjanji, minimal 10. Target kami 20 lab. Tapi minimal 10 lab. Siang nanti ke-10 di Semarang, dan setiap hari kami sudah mencapai lebih dari 5.100 spesimen yang kami periksa. Dan itu masih jauh dari kebutuhan. Tahun depan, kami berharap bisa semaksimal mungkin hadir," jelasnya.
Senada, Teguh Kinarto, salah satu pengusaha dan penggagas laboratorium intibios Jatim menyebut keberhasilan penanganan COVID-19 tak hanya mengandalkan dari pemerintah saja. Namun pihak swasta juga harus berpartisipasi dengan saling berkolaborasi dan bersinergi.
"Ketersediaan laboratorium tidak bisa sepenuhnya hanya bergantung kepada pemerintah daerah atau pusat saja," tandas Teguh.
(iwd/iwd)