![]() |
Pilkada 2020
Selanjutnya adalah Pilkada yang baru saja digelar pada 9 Desember lalu. Pada Pilkada kali ini nomor urut 01 dipegang oleh Faida yang merupakan petahana. Faida maju berpasangan dengan Cawabup Dwi Arya Nugraha Oktavianto atau yang karib disapa Vian.
Sementara rivalnya, ada Hendy Siswanto-M.Balya Firjaun Barlaman di nomor urut 02. Dan pemegang nomor urut 03 ada pasangan Abdussalam-Ifan Ariadna Wijaya.
Hasil survei sejumlah lembaga, nomor urut 01 masih unggul dari dua paslon lainnya. Kendati masing-masing lembaga itu menunjukkan hasil selisih yang berbeda antarpaslon. Namun secara umum, sang pemilik nomor urut 01, Faida-Vian masih diunggulkan.
Lagi-lagi fakta menunjukkan hasil yang berbeda. Faida-Vian kalah dari pemilik nomor urut 02, Hendy-Firjaun. Selisihnya pun cukup lebar, yakni 15,33%.
Hasil rekapitulasi KPU menunjukkan, Faida-Vian memperoleh 328.729 suara. Sedangkan Hendy-Firjaun memperoleh 489.794 suara. Sedangkan Abdussalam-Ifan Ariadna meraih 232.648 suara.
"Peraih suara terbanyak adalah nomor urut 02. Kemudian diikuti paslon nomor urut 01, selanjutnya nomor urut 03," kata Hanafi.
Kok bisa 01 selalu kalah?
Komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi mengakui, sepanjang 4 kali Pilkada langsung di Jember, paslon nomor urut 01 memang belum pernah meraih suara terbanyak. Padahal nomor urut 01 termasuk nomor yang cukup favorit.
"Kalau dari sisi deret hitung, kan nomor satu selalu disebut pertama kali. Jadi ya memang masuk nomor favorit lah," kata Hanafi.
Kendati demikian, nomor urut bukanlah faktor yang signifikan dijadikan parameter dalam Pilkada. Karena faktor utama kemenangan di Pilkada adalah bagaimana paslon mampu meyakinkan dan meraih simpati masyarakat.
"Jadi, menang atau kalah di Pilkada menurut saya bukan karena faktor nomor urut, tapi yang terutama adalah ke strategi kampanye. Apakah mampu membuat masyarakat percaya dan mau memilih paslon tersebut," pungkas Hanafi.
(fat/fat)