Banyuwangi -
Usai Pilkada Banyuwangi 9 Desember 2020 lalu, kasus COVID-19 mengalami lonjakan signifikan. Demikian pula kasus kematian harian COVID-19 terbilang cukup tinggi. Satgas COVID-19 Banyuwangi membantah jika peningkatan penularan COVID-19 karena adanya klaster Pilkada.
Juru bicara Satgas COVID-19 Banyuwangi, dr. Widji Lestariono memastikan lonjakan kasus COVID-19 tersebut bukan dikarenakan klaster Pilkada.
"Sampai sekarang belum ada (klaster pilkada)," katanya kepada detikcom, Selasa (22/12/2020).
Lonjakan kasus ini murni hasil tracing yang dilakukan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Banyuwangi.
"Artinya, semakin kita gencarkan tracing, maka semakin banyak pula kita dapatkam (kasus positif)," ujar dr. Rio, sapaan akrabnya.
Pria yang juga kepala dinas Kesehatan Banyuwangi ini menambahkan, memang sebelum pencoblosan Pilbup 2020, ada sejumlah calon PTPS dan KPPS yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hanya saja itu tidak bisa dikatakan klaster Pilkada, mengingat mereka tertular sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara.
"Memang ada 43 calon PTPS dan KPPS yang positif sebelum pelaksanan Pilkada. Tapi itu tidak masuk kategori klaster. Karena mereka tertular sebelum bertugas," tegas dr. Rio.
Untuk penularannya sendiri, kata Rio, justru lebih banyak berasal dari klaster keluarga dan perkantoran.
"Ada beberapa dari klaster perkantoran. Yang paling banyak dari klaster keluarga," sebutnya.
Lonjakan COVID-19, kata Rio, juga diakibatkan prilaku masyarakat yang masih enggan melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Padahal protokol kesehatan merupakan cara paling efektif untuk mencegah penularan COVID-19.
"Sampai saat ini faktanya di tempat-tempat umum masih banyak masyarakat yang abai dan tidak menggunakan masker. Ada yang pakai tapi masker hanya digantungkan di bawah dagu atau dikalungkan di leher," ungkapnya.
Untuk itulah, Satgas dengan seluruh komponen yang ada mulai dari tingkat Kabupaten sampai Kecamatan dan Desa terus melakukan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi, sampai tahapan Operasi Yustisi.
"Operasi Yustisi setiap hari dilakukan oleh Satpol PP dan komponen lainnya. Demikian juga Satgas Kecamatan melakukan operasi yustisi setiap hari. Harapan kita protokol kesehatan ini menjadi kebutuhan primer dan menjadi kebiasaan masyarakat," tutup dr. Rio.
Dilansir dari situs resmi Pemkab Banyuwangi, pertanggal 21 Desember 2020, angka COVID-19 mencapai 3.774 kasus. Dimana 3.185 orang dinyatakan sembuh dan 271 pasien masih dalam perawatan. Sedangkan kasus kematian mencapai 318 orang
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini