Sekilas Jatim: Viral Mesum di Motor-PWNU Jatim Soal Mimpi Bertemu Rasulullah

Sekilas Jatim: Viral Mesum di Motor-PWNU Jatim Soal Mimpi Bertemu Rasulullah

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 15 Des 2020 22:55 WIB
viral mesum di atas motor
Gambar video yang beredar/Foto: Tangkapan layar

"Ya sebenarnya tidak harus. Tapi orang-orang yang ketemu Nabi itu biasanya itu adalah satu pangkat, satu nikmat yang diberikan oleh Allah, yang biasanya para kiai tak mudah memberitahukan kepada orang lain. Karena takut riya. Karena dia berharap, setelah ketemu Nabi, itu akan ditemui lagi," terang Safruddin.

"Nah, ketika dia riya, Nabi tidak senang. Jadi, kalau orang sudah ketemu Nabi, itu senang dan ingin didatangi lagi (lewat mimpi). Makanya, kalau tidak terpaksa, dia tidak akan cerita. Dan tidak didahului dengan motif-motif seperti ini. Karena tujuan setelah ketemu Nabi itu dia pengin ketemu lagi. Maka dia rahasiakan supaya tak timbul riya," imbuhnya.

Menurut Safruddin, orang yang pernah berjumpa dengan Nabi merupakan orang pilihan. Untuk itu, dia menyebut ada ciri-ciri khusus jika orang itu sudah pernah berjumpa lewat mimpi. Adapun ciri utama itu jika orang jelek (akhlaknya), ia akan menjadi baik, dan jika sudah baik, maka akan bertambah baik lagi.

"Orang yang dikehendaki oleh Kanjeng Nabi untuk bertemu itu orang pilihan. Andaikata dia orang jelek, maka berubah menjadi baik. Kalau dia baik, maka dia akan tambah baik. Karena yang ditemui Nabi itu tidak sembarangan," tukasnya.

"Mohon maaf, mohon maaf. Seperti saya dan teman-teman seperti saya banyak yang ndak ketemu ketemu Nabi. Karena tidak mudah. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan ada cerita kiainya tidak ketemu Nabi tapi santrinya ketemu Nabi," tutur Safruddin.

Atas ramainya pengakuan Haikal Hassan bertemu dengan Nabi Muhammad, Safruddin menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat cerdas dalam menerima pengakuan terlebih lagi sudah dikaitkan dengan motif politik.

"Ya menurut saya, masyarakat harus cerdas. Jangan mau dibohongi ungkapan-ungkapan yang berbau agama tetapi itu telah dipolitisasi sehingga untuk tujuan mereka. Oleh karena itu, kita harus cerdas dan tidak mudah percaya kalau ada orang bilang seperti itu," pungkas Safruddin.


(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.