"Masa tanggap bencana Gunung Semeru diperpanjang satu minggu hingga sampai tanggal 21 Desember. Semua tim masih siaga penuh sesuai dengan tugas masing masing," ujar Kabid pencegahan kesiapsiagaan dan logistik BPBD kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo kepada detikcom, Selasa (15/12/2020).
Wawan mengatakan tenda pengungsian, tenda logistik , dapur umum, serta sejumlah kendaraan tetap disiagakan untuk melayani masyarakat terdampak letusan Gunung Semeru. Petugas akan terus memantau perkembangan Gunung Semeru hingga 21 Desember.
Pertimbangan memperpanjang masa tanggap bencana Gunung Semeru ini, kata Wawan, karena bahaya sekunder Gunung Semeru. Mengingat material vulkanis masih menumpuk di sungai Curah Kobokan di Desa Supit Urang, Kkecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Ditambah lagi kondisi hujan yang hampir setiap hari terjadi dengan intensitas sedang hingga tinggi yang bisa mengakibatkan banjir lahar hujan Gunung Semeru ke sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS).
"Potensi bahaya sekunder gunung semeru patut diwaspadai karena material masih menumpuk di Sungai Curah Kobokan dan kondisi lereng Gunung Semeru sering kali hujan sehingga dikhawatirkan terjadi banjir lahar," ujar Wawan.
Hingga Senin (15/12), tanggap bencana Gunung Semeru sudah 15 hari dilaksanakan sejak 1 Desember lalu Gunung Semeru mengeluarkan semburan awan panas.
Dari data pos pengamatan gunung semeru tanggal 15 Desember 2020 pukul 00.00 - 06.00 gunung Semeru mengalami letusan 4 kali, guguran 2 kali, hembusan 1 kali dan tremor harmonik 4 kali. Status gunung semeru hingga kini masih waspada level II. (iwd/iwd)