Almarhumah diketahui tengah mengandung. Usia kehamilannya menginjak tujuh bulan.
"Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya dr Novita Rachmawati beserta putranya setelah 2 minggu ini berjuang melawan COVID-19," ujar Sekda Ponorogo Agus Pramono kepada wartawan, Jumat (11/12/2020).
Menurutnya, dr Novita yang diketahui berusia 32 tahun tersebut meninggal setelah sebelumnya dirujuk dan menjalani perawatan intensif di RSKI Unair, Surabaya.
"Ini memberikan pembelajaran kita berkali-kali, betapa pentingnya disiplin protokol kesehatan oleh karenanya harus tetap jaga jarak, kita disiplin memakai masker, cuci tangan dan seterusnya," jelas Agus.
Agus menambahkan pihaknya akan meningkatkan koordinasi melalui Satgas COVID-19 untuk mengambil langkah pencegahan penyebaran lonjakan kedua kasus COVID-19 di Ponorogo.
Sementara Kadinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini menambahkan pihaknya meminta doa semoga almarhum husnul khotimah, diterima amal ibadahnya dan diampuni segala dosa-dosanya.
Ternyata janin dokter Novita pada Rabu (9/12) lalu meninggal dalam kandungan dan dilahirkan. Kemudian, Jumat (11/12) sekitar pukul 04.30 WIB dokter Novita menyusul putranya untuk menghadap Allah SWT.
Sebagai bentuk penghormatan, lanjut Irin, pihaknya mengimbau para tenaga medis untuk menyematkan pita hitam di lengan kanan selama 3 hadi ke depan.
"Ini sebagai bentuk belasungkawa dan solidaritas bagi sejawat kita yang gugur dalam tugas kemanusiaan," tandas Irin.
![]() |
Irin pun mengimbau kepada rekannya sesama petugas medis agar terus berusaha semaksimal mungkin menjaga protokol kesehatan saat memberi pelayanan. Pun juga harus mengatur ritme kerja karena ketika terlalu lelah, risiko penularan meningkat.
"Sehingga ritme bekerja saya imbau kembali dicek," tukas Irin.
Kepada masyarakat, Irin berharap ketika berobat ke dokter dan mendatangi pelayanan kesehatan mohon disampaikan riwayatnya secara jujur.
"Karena kejujuran itu bisa membantu kami tenaga kesehatan bisa menjaga kesehatan, saat tetap sehat kami bisa memberikan pelayanan dengan maksimal kepada masyarakat. Karena jumlah kami tidak banyak," pungkas Irin.