Kadinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini membenarkan kabar tersebut. Almarhumah mengalami keluhan sejak awal Desember.
"Beliau ada keluhan tanggal 1 Desember, kemudian tanggal 4 di-swab dan tanggal 5 hasilnya keluar positif dan dirujuk ke rumah sakit di Surabaya," tutur Irin kepada wartawan di Gedung Terpadu Pemkab Ponorogo Lt 6 Jalan Basuki Rahmat, Jumat (11/12/2020).
Irin mengaku hingga kini almarhumah belum diketahui terpapar COVID-19 dari mana. Bisa dari faktor pasien, rekan kerja ataupun dari keluarga.
"Kita tidak bisa memastikan, virus ini kan tidak kelihatan. Dokter itu kontak dengan banyak orang di mana saja, bisa saja dari pasien, bisa saja dari temannya, atau dari keluarganya kita tidak tahu secara pasti," ujar Irin.
Irin pun mengimbau masyarakat selalu mengedepankan kejujuran secara lengkap jika muncul keluhan. Ini penting untuk membentengi para tenaga medis yang saat ini berjuang melawan COVID-19.
Hingga kini, belum ada laporan terkait penyakit penyerta yang diderita dokter Novita. Pemakaman dilakukan di Sragen, Jateng.
Disinggung soal tenaga medis yang terpapar, Irin menerangkan ada tiga dokter yang terpapar COVID-19 di Ponorogo. Satu meninggal dunia, satu isolasi di rumah sakit dan satu lagi isolasi mandiri.
"Kalau paramedis ada 10 orang, dokter 3 orang," paparnya.
Meski rekan paramedis ada yang terpapar, kondisinya tidak mengkhawatirkan. Biasanya setelah selesai menjalani isolasi kemudian sembuh.
"Dokter Novita ini yang ternyata secara intensif perlu perawatan dan akhirnya berpulang," pungkasnya.