Machfud diketahui sempat terpapar COVID-19 pada akhir Agustus lalu. Machfud merasa bersyukur pernah terpapar karena dirinya kini sudah memiliki antibodi.
"Kita sharing, berbagi pengalaman saja dengan penyintas COVID-19 di Surabaya ini. Ya kalau saya OTG saat itu, dan merasa baik-baik saja. Saya olahraga teratur dan makan bergizi, alhamdulillah lalu dinyatakan negatif," ujar Machfud di Surabaya, Selasa (8/12/2020).
Machfud merasa perlu untuk berbagi pengalaman dengan penyintas COVID-19. Karena ini juga bisa menjadi ajang untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan agar tidak terpapar.
"Tentu edukasi ke masyarakat terus dilakukan itu perlu," imbuhnya.
Salah satu penyintas COVID-19, Eka Wati (30) mengatakan, bahwa dirinya sempat dinyatakan positif COVID-19 selama 3 minggu.
"Aku bergejala, demam, indra perasa dan penciuman kayak mati rasa. Dan nyeri-nyeri. Awalnya dulu usai sembuh, tetangga mengucilkan saya. Kebetulan sama ibu saya juga," terang Eka.
Sharing dengan Machfud Arifin sendiri, lanjut Eka merupakan hal yang perlu. Karena sebagai sesama penyintas, Eka merasa punya perasaan sama bagaimana mereka yang terpapar harus disuppot, dan mengedukasi orang lain untuk taat protokol kesehatan.
"Jadi sharing, gimana memberi kesadaran ke orang lain. Tentunya juga mungkin pembagian masker ke orang-orang juga peru disertai vitamin agar tidak terpapar," ujarnya.
Penyintas lainnya, Leny Manggarwati mengatakan dirinya terpapar COVID-19 selama seminggu. Dirinya berharap, masyarakat tidak mengucilkan pasien COVID-19.
"Ya sharing, protokol kesehatan harus ketat lagi. Berbagi dengan pengalaman Pak Machfud senang sekali, beliau asyik, dan tidak ada jarak dengan kita. Beliau cerita dulu bagaimana gejala saat terpapar COVID-19," katanya. (fat/fat)