Gedung Karantina Penuh Pasien COVID-19, Pemkab Blitar Berdayakan Kampung Tangguh

Gedung Karantina Penuh Pasien COVID-19, Pemkab Blitar Berdayakan Kampung Tangguh

Erliana Riady - detikNews
Minggu, 06 Des 2020 12:32 WIB
Gedung Karantina COVID-19 Penuh
Gedung karantina COVID-19 (Foto: Erliana Riady/detikcom)
Blitar - Beberapa kasus baru paparan COVID-19 di Blitar masih didominasi orang tanpa gejala. Namun karena gedung isolasi penuh, Pemkab Blitar berdayakan kampung tangguh.

Satu-satunya gedung pusat karantina Pemkab Blitar adalah LEC di Kecamatan Garum. Dengan kapasitas 14 ruangan yang sejak tiga hari lalu sudah penuh. Mereka yang diisolasi di gedung itu merupakan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala atau asimptomatik.

Pemkab Blitar juga menyediakan gedung isolasi di RSUD Srengat. Namun di gedung itu, khusus untuk isolasi tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Corona yang dirawat di rumah sakit rujukan.

"Yang di Srengat khusus kami sediakan untuk nakes yang merawat pasien positif di rumah sakit. Kan mereka gak boleh pulang supaya keluarganya juga aman," tutur Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti dikonfirmasi detikcom, Minggu (6/12/2020).

Dengan lonjakan kasus baru, lanjut dia, pihaknya meminta setiap desa kembali menyiapkan gedung isolasi. Namun tidak hanya mengisolasi pendatang seperti dulu, tapi juga mengisolasi pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kita harus kembali berdayakan Kampung Tangguh. Partisipasi masyarakat saatnya bergerak kembalu dan mulai aktif. Tidak mungkin kita hanya mengandalkan layanan kesehatan yang ada," tandasnya.

Sejak awal pandemi COVID-19 merebak di Kabupaten Blitar April lalu, sebanyak 22 kecamatan dengan 220 desa dilibatkan secara merata dan menyeluruh. SE Kemendes PDTT no 8 tahun 2020 mengatur tentang desa tanggap COVID-19 dan penegasan padat karya tunai desa. Bahwa alokasi dana desa bisa digeser pemanfaatannya untuk fokus penanganan dampak COVID-19.

Satu di antara yang sudah menerapkan adalah Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan. Menurut Kades Rejowinangun, Bagas Wigasto, ada dua gedung yang sudah disiapkan untuk isolasi warganya yang terpapar COVID-19.

"Untuk yang reaktif, kami isolasi di Gedung SDN Rejowinangun 1 dengan kapasitas 12 orang per ruangan. Dan kami sediakan 12 ruangan. Sedangkan yang positif tapi OTG kami isolasi di Polindes dengan kapasitas 8 orang," ujar Bagas kepada detikcom.

Di polindes ini, imbuhnya, pihaknya telah melatih tim kesehatan "Tresno Wargo" yang akan merawat pasien positif OTG. Tim ini berkoordinasi dengan bidan desa yang secara vertikal berkoordinasi dengan Puskesmas Kademangan.

Bagas mengaku bersyukur warganya kompak dalam penanganan pandemi ini. Karena dia mendengar, banyak kades lain daerah kesulitan mengeksekusi anggaran desanya untuk penanganan wabah ini.

"Kalau di sini, sejak awal kami sepakat ada tujuh aspek tangguh. Di antaranya tangguh logistik dan sosial. Karena gak mungkin kami andalkan APBDes. Sehingga kegotong- royongan warga yang kami kedepankan untuk bersama tangguh melawan Corona," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.