Angka komulatif 1.143 itu dengan rincian, 13 orang melakukan isolasi mandiri, 14 orang isolasi di gedung LEC Pemkab Blitar. Dan 30 orang dirawat di beberapa rumah sakit rujukan.
Sebelumnya, hanya tiga rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di wilayah Kabupaten Blitar. Kapasitas ruangan isolasi dengan tekanan negatif yang mereka sediakan sangat terbatas.
Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dengan kapasitas 38, RS Srengat dengan 8 ruangan isolasi dan RS Medika Utama dengan 17 ruang isolasi. Selain itu, rumah sakit rujukan yang berada di wilayah Kota Blitar, yakni RSUD Mardi Waluyo dengan 13 ruang isolasi.
Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar kemudian menambah Puskesmas Sutojayan sebagai rumah sakit rujukan dengan kapasitas 18 ruangan. Namun tambahan ini, ternyata belum mencukupi untuk menampung pasien terkonfirmasi positif dengan gejala berat.
Overload beberapa rumah sakit rujukan ini diakui Dirut RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Endah Woro Utami. Sesuai prosedur, rumah sakit bisa menerima pasien Corona dengan prosentase maksimal 80 persen. Tujuannya, ada jeda untuk membersihkan setiap ruangan lain sebelum diisi pasien baru.
"Kami tidak bisa menolak pasien dari kota lain. Kami tidak bisa diskriminasi. Kemarin ada dari Surabaya dan Malang kami terima di sini. Supaya ketika disini kehabisan ruangan, warga Blitar juga bisa ditampung di rumah sakit kota lain," aku Woro.
Meskipun begitu, Woro mengaku memberikan solusi dengan membuka lagi ruangan bertekanan negatif. Walaupun itu bukan solusi instan, setidaknya bisa mengurangi beban Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar.
"Butuh waktu untuk renovasi ruangan. Dibuat dengan tekanan negatif. Kami akan buka 12 ruangan. Mohon doanya Senin besok ruangan itu sudah bisa difungsikan," pungkasnya.