"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," kata bupati yang akrab disapa Thoriq kepada detikcom saat dihubungi, Selasa (1/12/2020).
Namun, 10 alat berat terdiri dari tiga kendaraan dan ternak warga tertimbun material vulkanik Gunung Semeru. Hingga saat ini belum bisa dievakuasi. Alat berat dan kendaraan tersebut berada di lokasi tambang pasir, di Sungai Curah Koboan, Desa Supit urang, Kecamatan Pronojiwo.
Selain alat berat dan kendaraan, ada 8 ekor kambing dan 4 sapi warga yang dilaporkan mati. Kandang ternak milik Sugimin (50) dan Hermanto (45) warga Desa Supit Urangyang, yang berada di samping Sungai Curah Koboan diterjang material vulkanik Gunung Semeru.
Warga sekitar kaki Gunung Semeru langsung meninggalkan rumahnya. Saat itu warga mengaku sejak Senin (30/11/2020) malam sudah ada hujan abu. Namun saat pukul 01.00 WIB aktivtas gunung meningkat. Dan pada pukul 01.23 WIB ada guguran awan panas dan letupan dari kawah Semeru. Lalu muncul awan panas.
"Awan panas 01.45 WIB mulai naik aktivitasnya disertai letupan sampai pukul 04.33 WIB. Hampir 3 jam aktivitas tinggi," tambahnya.
Warga pun mengemasi barang-barang yang dibutuhkan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman setelah Gunung Semeru meletus. Warga membawa anggota keluarganya ke pengungsian menggunakan roda dua maupun roda empat.
Dalam data yang tercatat di pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru periode 1 Desember 2020 pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas satu kali. Awan panas satu kali dan guguran 7 kali.
"Dari data PGA Semeru teramati satu kali awan panas guguran serta guguran lava, dengan jarak luncur 1.000-1.500 meter ke arah Curah Koboan," kata Kapolsek Pronojiwo, Iptu Rachmad. (fat/fat)