Paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno dinyatakan tertinggal dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Machfud mengatakan menang kalah merupakan takdir Tuhan.
"Nggak perlu disikapi lah. Biasa-biasa saja. Yang penting saya pada tahapan sampai menjelang tanggal 9 terus bekerja sapa warga sesuai dengan tahapannya. Ngikutin aturan penyelenggara, ngikutin saja aturannya dari KPU, Bawaslu. Menang kalah itu urusan Yang Di Atas," ujar Machfud di Surabaya, Senin (23/11/2020).
Machfud yang merupakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 membeberkan pengalamannya saat pemilu lalu. Menurutnya, survei yang dibuat salah satu kubu selalu memenangkan pemesannya.
"Mangkanya kita kan pengalaman di pilpres, mana ada survei lawan itu kan yang bilang kalah, kan gak ada yang kalah. Semua survei dari dia menurut versi mereka ya pasti menang," terangnya.
Mantan Kapolda Jatim ini merasa atmosfer warga Surabaya sudah mantap kepada nomor 2. Machfud menyatakan warga Surabaya butuh perubahan dan butuh pemimpin baru yang mengayomi masyarakat.
"Atmosfer yang saya rasakan sudah beda, dan semoga bertahan sampai tanggal 9 Desember (Coblosan). Nomor urut 2 saya yakin telah bergelora di hati warga Surabaya," tegasnya.
"Meski ada oknum yang memaksa pencopotan kaos pendukung saya, ujungnya mereka tetap milih nomor 2. Mereka lepasin banner saya, wong di hati warga Surabaya, mereka tetap nomor 2," lanjutnya.
Diketahui, SMRC melakukan survei Pilwali Surabaya 2020. Jika Pemilihan Langsung Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya dilaksanakan saat survei, pasangan Eri Cahyadi-Armuji lebih unggul. Persentase dukungan kepada Eri-Armuji sebanyak 48,5% dibandingkan Machfud Arifin-Mujiaman yang mendapat dukungan 37,3%. Adapun warga yang belum tahu/tidak jawab sekitar 14,2%.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani dalam presentasi hasil survei SMRC bertajuk 'Rilis Survei SMRC; Peluang Calon-calon Walikota dalam Pilkada Kota Surabaya', secara virtual via Zoom.
Survei dilakukan pada 11-18 November 2020 di Kota Surabaya dengan melibatkan 820 responden yang terpilih dengan metode multistage random sampling dan diwawancara lewat tatap muka. Margin of error survei diperkirakan plus-minus 3,5%.
"Eri Cahyadi lebih banyak dipilih karena dia dinilai punya kualitas personal yang lebih positif dibanding calon lain. Dari sisi tingkat kedikenalan (Awareness), Eri Cahyadi memang hampir sama dengan Machfud Arifin. Eri Cahyadi 81%, sedangkan Machfud Arifin 80%. Tapi yang jadi pembeda adalah tingkat kedisukaan," papar Deni, Minggu (22/11/2020).