"Warga di sini (yang menempati Gedung Setan) ada sekitar 105 kepala keluarga. Sungguh memprihatinkan bagi saya, saya akan perindah," ujar Machfud Arifin, Minggu (22/11/2020).
Di gedung yang termasuk cagar budaya itu, Machfud melihat rumah warga berdempet-dempetan hanya dengan dinding dari triplek. Saat musim hujan tiba para warga juga harus bertahan di dalam gedung dengan keadaan kebocoran air hujan.
Mantan Kapolda Jatim ini mengaku yang lebih memprihatinkan lagi yakni kurangnya fasilitas sanitasi di gedung tersebut.
"Sekitar 105 KK hanya punya jamban dua. Padahal satu KK bisa terdiri dari dua hingga tiga anggota keluarga, berarti bisa mencapai sekitar 300 warga di gedung ini, tapi hanya punya dua jamban. Apa tidak memprihatinkan itu," ujarnya.
Ke depan jika dirinya terpilih menjadi Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin bakal mempercantik Gedung Setan.
"Ya harus dirapikan karena ini cagar budaya. Kita cat biar kelihatan cantik, kita juga bisa bantu memperbaiki atap-atap yang keropos," katanya.
Sementara itu, tokoh senior eks PDIP Surabaya, yakni Mat Mochtar mengajak warga setempat memilih Machfud Arifin sebagai Wali Kota Surabaya. Menurut dia, hanya Machfud Arifin yang memiliki niat baik untuk memperbaiki kota kelahirannya, Surabaya.
"Beliau ini hanya ingin mengabdikan dirinya di kota kelahirannya, ingin memberikan yang terbaik untuk seluruh warga Surabaya," ujar Mat Mochtar.
Mat Mochtar juga mengaku tidak ragu-ragu dalam memberikan dukungannya kepada paslon Machfud Arifin-Mujiaman. Bahkan hingga merelakan dirinya dipecat dari PDI Perjuangan.
"Kenapa saya rela dipecat dari PDI Perjuangan, menurut saya yang saya bela ini orang benar. Kalau kita berjuang di dalam kebenaran, jangankan dipecat, dibunuh pun saya tidak akan mundur," tandas Mat Mochtar. (iwd/iwd)