Menanti Begal Profesor ITS Ditangkap

Round-up

Menanti Begal Profesor ITS Ditangkap

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 21 Nov 2020 10:57 WIB
Guru Besar di Manajemen Bisnis dan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono MEngSc
Prof Udi/Foto: Istimewa
Surabaya -

Profesor ITS menjadi korban begal saat gowes seorang diri di Kenjeran, Surabaya. Begal diduga masih anak-anak dan polisi masih menyelidikinya.

Korban adalah Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono, MEngSc. Ia merupakan guru besar di Manajemen Bisnis dan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

Rabu (18/11) sehabis Subuh, Prof Udi bersepeda di jalur pantai timur Surabaya. Saat hendak pulang sekitar pukul 07.00 WIB, ia beristirahat sejenak di depan Kenpark, Kenjeran. Ia duduk-duduk, lalu mengeluarkan HP karena mau mengirim sebuah artikel.

Tanpa disangka, tiba-tiba ada dua orang menggunakan motor dengan kecepatan tinggi merampas ponsel miliknya. Ia baru pertama kali menjadi korban aksi kejahatan selama 15 tahun bersepeda di kawasan tersebut.

"Waktu itu kondisi masih sepi kan, saya buka HP mau kirim artikel di grup. Tiba-tiba dua orang itu mendesak dan merampas HP saya dengan kecepatan tinggi," kata Prof Udi saat dihubungi detikcom.

"Saya kehilangan HP Samsung A8, kartu bank, KTP, NPWP, banyaklah. Data saya ada di sana semua (di HP). Kegiatan mahasiswa, laporan, jadwal-tugas mahasiswa," imbuhnya.

Ia merasa diintai tak hanya beberapa saat sebelum dibegal. Tetapi sudah dalam sepekan terakhir. "Iya, ada perasaan gitu sih (diintai beberapa hari ini), lebih ke minggu-minggu terakhir," terangnya.

Terlepas dari dirinya yang menjadi korban, Prof Udi menyesalkan kejadian tersebut. Terlebih, dua begal tersebut masih anak-anak. "Nggak pakai helm malah. Masih anak-anak, baru pemula kayaknya itu," lanjutnya.

Tonton video 'Cara Melawan Begal Saat Bersepeda':

[Gambas:Video 20detik]



Sementara itu, kepada pihak keamanan atau kepolisian, ia berharap lebih sering melakukan patroli pagi, terutama di tempat orang-orang berolahraga.

"Sekali-sekali patroli lewat di tempat-tempat yang barangkali pegowes atau pegiat olahraga pagi, untuk bisa dijamin keamanannya. Saya berharap, saya korban terakhir penjambretan. Jangan sampai ada lagi," lanjutnya.

Kamis (19/11), polisi mulai menyelidiki kasus begal tersebut. Penyelidikan dimulai setelah ada laporan resmi dari korban.

"Sudah laporan. Anggota kemarin ke rumahnya untuk membuatkan laporan dan kemudian di-BAP," ujar Kapolsek Kenjeran Kompol Esti Setija Oetami.

"Ya, jadi kita saat ini sedang lidik dan mengumpulkan ciri-ciri pelaku dan barang-barang bukti," imbuh Esti.

Hingga saat ini, pihak kepolisian mengaku masih melakukan penyelidikan kasus begal tersebut. Tidak adanya saksi mata membuat polisi kesulitan mengungkap pelaku.

"Update-nya masih dalam penyelidiklah. Kan tidak semudah itu nangkap. Apalagi wajahnya di CCTV yang kita ambil di Dishub masih kita selidiki. Mudah-mudahan, doanya saja (pelaku) ketangkap," terangnya, Sabtu (21/11/2020).

"Karena di situ ndak ada orang yang menyaksikan saat kejadian. Karena doktor ITS pagi-pagi habis sepedaan terus foto-foto, habis itu situasi masih sepi. Masih pagi kemudian dia share ke teman-temannya. Dalam konsentrasi (korban) men-share ini, pelaku langsung menarik HP sama tasnya sekalian," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.