Langit Banyuwangi seperti terbelah saat matahari terbenam atau sunset begitu mengesankan bagi warga. Namun menurut BMKG Banyuwangi, itu merupakan potret yang biasa.
Setiap petang, muncul bias warna merah dan oranye dari matahari. Seolah-olah langit terbelah dan terlihat begitu indah. Foto-fotonya pun sudah bermunculan di media sosial.
"Fenomena alam seperti langit terbelah ini terjadi sekitar jam 17.30 WIB," kata Agung, warga Sempu, Banyuwangi kepada detikcom, Jumat (20/11/2020).
Agung mengaku melihat 'langit terbelah' itu di Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi. Dirinya sempat mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel.
"Indah sekali fenomena langit kali ini. Tidak seperti hari-hari biasanya," tambahnya.
Kesan yang sama diungkapkan Ujik, warga Licin. Ia mengaku mengabadikan 'langit terbelah' di Pelabuhan ASDP Ketapang. "Sangat indah. Kondisi pantai sangat indah kalau berwarna merah," pungkasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan momen yang tertangkap kamera, di langit Bumi Blambangan tampak bayangan gelap. Kemudian sisi kanan dan kiri terlihat lebih terang. Potret sunset ini tampak hampir di seluruh wilayah Banyuwangi.
Namun Prakirawan BMKG Banyuwangi Mardani Rekso Gumintar mengatakan, itu bukan kejadian luar biasa. "Ini sering terjadi saat matahari terbit atau terbenam. Dan itu merupakan fenomena yang wajar. Di banyak tempat bisa saja terjadi," kata Mardani kepada wartawan.
Dalam bahasa ilmiah, kata Mardani, langit seperti terbelah dikenal dengan istilah 'crepuscular ray'. Yaitu terhalangnya cahaya matahari saat senja atau fajar oleh awan. Untuk yang di Banyuwangi ini, terjadi karena cahaya matahari saat terbenam terhalang oleh awan cumulus nimbus yang menjulang tinggi.
"Awan cumulus nimbus ini tepat berada di arah matahari terbenam. Sehingga menghalangi cahaya matahari dan membentuk garis yang seolah-olah membelah langit," papar Mardani.
Ia menambahkan, bila diperhatikan, dalam foto langit terbelah itu ada awan tebal di sebelah barat. Awan itu yang menghalangi cahaya matahari.
Menurutnya, crepuscular ray tidak ada kaitannya dengan cuaca ekstrim atau pertanda bencana alam. "Itu fenomena biasa, jangan dihubung-hubungkan dengan yang lain," pungkasnya.