Surabaya -
Profesor ITS menjadi korban begal saat gowes di Kenjeran, Surabaya, Rabu (18/11) pagi. Pelaku dikabarkan sudah terlacak.
Pernyataan itu disampaikan korban, Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono MEngSc berdasarkan informasi dari pihak kepolisian. Menurut Guru Besar di Manajemen Bisnis dan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini, polisi melacak pelaku ada di daerah Wonokromo.
"Ada, sampai sekarang masih ditelusuri dan dilacak. Posisi HP juga sudah diketahui, di sekitar Wonokromo sekitar jam 10.30 WIB tadi," kata Prof Udi saat dihubungi detikcom, Kamis (19/11/2020).
Setelah mendapat laporan, polisi langsung bergerak cepat melacak keberadaan ponsel korban yang diambil pelaku. Setelah diketahui keberadaan pelaku, Prof Udi segera diberi info oleh intel yang menangani kasusnya.
"Polisi yang melacak membantu. Kawan-kawan polisi yang punya aplikasi untuk melihat lokasi terus saya laporkan ke intel yang mengurusi masalah saya itu. Laporannya sih lagi ditindaklanjuti ke lapangan Wonokromo," jelasnya.
Prof Udi pun berharap, jika pelaku sudah ditemukan, penjara bukanlah satu-satunya solusi yang diberikan. Tapi juga bisa melalui pendidikan dan kesadaran. Sebab, dia melihat pelaku masih anak-anak.
"Harapannya itu kan kelihatannya masih anak-anak, jadi harus diberikan solusi. Penjara itu kan bukan satu-satunya solusi, pendidikan kesadaran," tambahnya.
Namun, yang disayangkan oleh Dosen Teknik Industri ITS ini yakni data yang ada di HP-nya. Ia mengaku sudah mengikhlaskan ponsel yang diambil pelaku begal itu. Tetapi dokumen penting yang belum dipindah ada di HP tersebut.
"Ada dokumen, SK, draft proposal, riset mahasiswa saya, tugas-tugas mahasiswa, foto-foto selama 3 tahun saya menggunakan HP itu, kan sayang. Kalau fisiknya (HP) nggak papa hilang, tapi data yang belum saya transfer, dokumen dan macem-macem, itu yang membuat saya sedih. Datanya itu yang bernilai," lanjutnya.
Rabu (18/11) habis subuh, Prof Udi bersepeda di jalur pantai timur Surabaya. Saat hendak pulang sekitar pukul 07.00 WIB, ia beristirahat sejenak di depan Kenpark, Kenjeran. Ia duduk-duduk lalu mengeluarkan HP karena mau mengirim sebuah artikel.
Tanpa disangka, tiba-tiba ada dua orang menggunakan motor dengan kecepatan tinggi, mengambil ponsel miliknya. Ia baru pertama kali menjadi korban aksi kejahatan selama 15 tahun bersepeda di kawasan tersebut.
"Waktu itu kondisi masih sepi kan, saya buka HP mau kirim artikel di grup. Tiba-tiba dua orang itu mendesak dan merampas HP saya dengan kecepatan tinggi," kata Prof Udi saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11).
"Saya kehilangan HP Samsung A8, kartu bank, KTP, NPWP, banyak lah. Data saya ada di sana semua (di HP). Kegiatan mahasiswa, laporan, jadwal tugas mahasiswa," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini