Ia sudah merasa diintai tak hanya beberapa saat sebelum dibegal. Tetapi sudah dalam sepekan terakhir. "Iya, ada perasaan gitu sih (diintai beberapa hari ini), lebih ke minggu-minggu terakhir," terangnya.
Terlepas dari dirinya yang menjadi korban, Prof Udi menyesalkan kejadian tersebut. Terlebih, dua pelaku begal tersebut masih anak-anak.
"Nggak pakai helm malahan. Masih anak-anak, baru pemula kayaknya itu," lanjutnya.
Atas aksi kejahatan yang menimpanya, ia berharap goweser tidak melunturkan semangat berolahraga. Tetapi lebih meningkatkan kewaspadaan dan keamanan diri sendiri.
"Jangan sampai mengendorkan semangat olahraga, terutama goweser pagi-pagi sering bersama-sama kami di Suramadu, menikmati sunrise Surabaya. Masih bisa bersemangat dan tidak takut gangguan-gangguan keamanan," paparnya.
Sementara kepada pihak keamanan atau kepolisian, ia berharap untuk lebih sering patroli pagi. Terlebih di tempat orang-orang berolahraga.
"Sekali-sekali patroli lewat di tempat-tempat yang barangkali pegowes atau pegiat olahraga pagi, untuk bisa dijamin keamanannya. Saya berharap, saya korban terakhir penjambretan. Jangan sampai ada lagi," pungkasnya.
(sun/bdh)