Pasca banjir dan longsor melanda Kecamatan Kebonagung, Pacitan, upaya normalisasi terus dilakukan. Puluhan personel terlibat pembersihan sisa banjir di sekitar Puskesmas Kebonagung.
Mereka terdiri unsur BPBD, TNI/Polri, Satpol PP, serta relawan dan masyarakat setempat. Selain itu secara mandiri masyarakat juga membersihkan lumpur di hunian yang sebelumnya ditinggal mengungsi.
"Hari ini kerja bakti di lokasi puskesmas dan juga di desa-desa sekitar. Seperti Banjarjo dan Purwoasri," kata Didik Alih Wibowo, Kepala Pelaksana BPBD, Senin (16/11/2020).
Pembersihan juga dilakukan di jalan raya yang sebelumnya tertutup lumpur. Mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk menyingkirkan material dari jalan beraspal. Hingga pukul 10.30 WIB pembersihan masih berlangsung.
Sementara di lokasi longsor Desa Gembuk, 87 jiwa yang terdampak bencana masih bertahan di pengungsian. Sebagian memilih tinggal sementara di balai desa. Sedangkan beberapa warga lain menumpang di rumah tetangga.
Selain menyebabkan empat rumah penduduk rusak parah, longsor juga menutup jalan antardesa. Bahkan sebuah truk engkel milik warga juga ikut terbawa longsoran. Hingga kini kendaraan tersebut belum terevakuasi.
"Untuk longsoran juga tergolong besar. Jadi membutuhkan alat berat untuk penanganannya. Termasuk kendaraan yang terbawa longsor juga butuh penanganan khusus," tambahnya.
Didik menjelaskan, untuk penanganan pascabencana pihaknya bersama masyarakat dan unsur terkait terus melakukan upaya pemulihan. Prioritasnya saat ini adalah penanganan pengungsi sebanyak 15 KK yang bertahan di balai desa.
"(Pengungsi) masih di balai desa karena rumahnya hilang. Kita tangani itu dulu, baru berikutnya penanganan longsorannya," papar Didik.
Didik mengingatkan adanya fenomena La Nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan. Tentu saja, hal itu dapat meningkatkan risiko bencana. Masyarakat juga diimbau membudayakan kearifan lokal sebagai bentuk kesiapsiagaan.