Penyebar Jenazah COVID-19 Berdarah dengan Bola Mata Tak Ada Diamankan Tanpa Melawan

Penyebar Jenazah COVID-19 Berdarah dengan Bola Mata Tak Ada Diamankan Tanpa Melawan

M Rofiq - detikNews
Sabtu, 07 Nov 2020 14:05 WIB
viral mayat covid di probolinggo
Jenazah pasien COVID-19 yang diviralkan bola matanya hilang (Foto: Tangkapan Layar)

Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo menegaskan bahwa informasi atau caption dalam video jenazah COVID-19 berdarah tersebut tidak benar alias hoaks. "Bola mata masih ada, tetapi tertutup darah. Keluarga pasien siap mengklarifikasi pemberitaan yang tidak benar," kata Gakkum Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto kepada wartawan, Jumat (6/11/2020).

Ugas mengatakan peristiwa dalam video viral itu terjadi Kamis (5/11). Pasien COVID-19 tersebut adalah Mahmuda (49), warga Dusun Sukun, Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Pasien dirawat dan meninggal di RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo. Hasil tes swab pasien positif COVID-19 dengan penyakit bawaan darah tinggi dan stroke.

Plt RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar Kuddah mengatakan pasien datang tiga hari dalam kondisi parah sebelum ia meninggal pada Kamis (5/11). Pemulasaraan jenazah hingga dimasukkan ke peti jenazah juga sudah sesuai dengan SOP COVID-19 serta syariat Islam. Peti juga sudah pas dengan jenazah dan tidak berubah atau goyang.

Pengantaran jenazah dilakukan dengan ambulans milik Pemkab Probolinggo yang mengantar jenazah hingga ke rumah duka.

"Pasien datang sudah dengan kondisi kurang baik. Pasien dirawat sesuai prosedur dan dirawat cukup baik. Pada jenazah memang ada lebam (livormortis) mayat karena lama perjalanan menuju rumah duka," kata Abraar.

Setiba di rumah duka, pasien tak bisa langsung dimakamkan. Warga dan keluarga tak terima jika pasien disebut meninggal karena COVID-19. Karena itu warga membawa peti ke musala setempat. Peti itu lalu dibuka. Plastik dan kafan pasien juga dibuka. Saat itulah diketahui jika wajah pasien berlumuran darah.

Abraar juga membantah soal jual beli organ seperti dalam komentar di dalam video viral. Abraar menegaskan tak ada praktik jual beli organ dalam kasus tersebut.

"Tidak ada jual beli dan ambil organ tubuh seperti diisukan. Selama proses pemulasaraan jenazah disaksikan oleh pihak keluarga. Dan pasien keluar darah akibat pecah pembuluh darah," kata Abraar.


(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.