Sejumlah masyarakat Munjungan Trenggalek mengkritik sikap Pjs Bupati Benny Sampirwanto yang tidak menengok kondisi rentetan bencana banjir dan longsor di wilayahnya. Namun Benny justru mengunjungi bencana di daerah lain yang berskala kecil.
Salah seorang warga Munjungan Yopi Danar Andrianto menilai Benny kurang memiliki empati kepada masyarakat di daerahnya. Padahal dampak bencana di Munjungan cukup luas, mulai dari perumahan, jembatan, jalan, sekolah hingga lahan pertanian.
"Saya belum mendengar Pak Pjs Bupati kunjungan ke Munjungan (terkait bencana). Kalau terkait Pak Pjs Bupati belum ke Munjungan, saya melihatnya empatinya kurang. Tapi kami kami sebagai masyarakat Munjungan biasa, biasa merasa dianaktirikan," kata Yopi, Jumat (6/11/2020).
Menurut Yopi, pada dasarnya masyarakat di Munjungan cukup sigap dalam melakukan gotong-royong dalam menangani dampak bencana. Secara swadaya masyarakat biasanya saling bahu membahu membersihkan material longsor yang menimpa rumah-rumah warga.
Namun, kata Yopi, kehadiran seorang pemimpin di lokasi bencana juga tidak kalah penting karena kehadirannya akan memberikan dorongan moral dan psikologis kepada masyarakat yang terdampak bencana.
"Kalau masyarakat tidak terlalu berharap terkait masalah makanan, tapi kalau ada empati dari pimpinan dan datang ke lokasi, maka masyarakat akan merasa diuwongke (dihargai)," imbuhnya.
Hal senada disampaikan warga lain, Bidin Setyono. Bidin berharap pimpinan daerah agar lebih peka terhadap masyarakat Munjungan yang terkena musibah.
"Mbok ya ditengok, apalagi bencana ini besar," kata Bidin.
Menurut Bidin, meskipun Kecamatan Munjungan berada di pesisir selatan dengan akses yang ekstrem, namun memiliki peran yang cukup banyak, sebagai penggerak perekonomian di Trenggalek.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Pjs Bupati Trenggalek Benny Sampirwanto membantah tidak memiliki empati. Sebab pada saat bencana terjadi pihaknya telah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melakukan penanganan dampak bencana secara baik.
"Saat saya menerima informasi itu saya sampaikan, tolong ditangani dengan baik. Kemudian Kepala BPBD, Kasatpol PP, Dinsos datang ke sana. Semua sudah baik, makanya didatangkan ekskavator dan macam-macam itu," kata Benny.
Benny mengaku pada saat kejadian bencana alam tersebut ia ada agenda lain yakni menghadiri peluncuran aplikasi milik Polres Trenggalek. Hal itu dilakukan demi menjalin komunikasi dan hubungan dengan lembaga lain.
Dijelaskan Benny, pemerintah merupakan sebuah organisasi sehingga yang paling penting bukan terkait kehadiran bupati secara pribadi, melainkan proses penanganan bencana secara cepat.
"Yang penting itu kehadiran saya bisa diwakili oleh teman-teman saya, para kepala OPD. Yang penting bukan kehadiran saya, tapi penanganannya," jelas Benny.
Akhir November lalu, dua gelombang bencana banjir dan tanah longsor menerjang Kecamatan Munjungan Trenggalek. Sedikitnya 35 rumah terdampak tanah longsor. Selain itu longsor juga mengakibatkan kerusakan jembatan, sekolah dan menutup badan jalan. Sedangkan bencana banjir sempat menggenangi ratusan rumah warga serta sejumlah perkantoran dan fasilitas publik di Munjungan.