Dua desa itu yakni Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri. SD Negeri Banjarasri sendiri tergenang air dengan ketinggian mencapai 40 cm
Kepala SD Negeri Banjarasri M Ismanu mengatakan terhitung 2 tahun terakhir, setiap musim hujan, SD Negeri Banjarasri selalu tergenang air. Padahal dulu setiap hujan air yang menggenang cepat surut dan tidak seperti ini yang lama menggenang.
"Kami belum mengetahui secara persis penyebab banjir ini. Apakah ini ada hubungannya dengan pengeboran yang ada di desa Banjarasri atau tidak. Yang jelas banjir ini mulai masuk 2 tahun terakhir," kata Ismanu kepada wartawan di lokasi, Selasa (3/11/2020).
![]() |
Ismanu menambahkan sekolah ini sudah berulang kali ditinjau oleh dinas pendidikan dan pernah juga dari anggota DPRD Sidoarjo. Namun belum juga ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah banjir di setiap musim hujan.
"Kami juga sudah berulang kali melakukan konfirmasi atau laporan ke Dinas Pendidikan. Namun hanya ditinjau saja. Pernah sekali dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) itu menguruk area lapangan sekolah," jelas Ismanu.
Sementara itu Samiadji (41) warga Banjarasri mengaku sistem drainase yang ada di lingkungan desa saat ini belum cukup mumpuni untuk menanggulangi banjir. Warga berharap dibangun sistem drainase atau pembuangan air yang layak dan baik.
"Harapan kami untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo dapat menyelesaikan permasalahan ini secepatnya. Kami butuh tindakan langsung bukan hanya tinjauan, nanti dijanjikan seperti ini atau itu tapi harus ada tindakan langsung ke lapangan," kata Samiadji.
Hal sama disampaikan oleh Sakijan (37) warga Desa Kedung Banteng yang mengaku bahwa desanya saat ini selalu menjadi langanan banjir. Musim hujan tahun kemarin banjir di desanya hampir berlangsung hingga empat bulan.
"Kami mengharapkan Pemkab Sidoarjo membantu warga desa untuk menyelesaikan nasalah banjir ini," kata Sakijan. (iwd/iwd)