23 Bangunan Liar Penyebab Banjir Dua Desa di Sidoarjo Dibongkar

23 Bangunan Liar Penyebab Banjir Dua Desa di Sidoarjo Dibongkar

Suparno - detikNews
Selasa, 14 Jul 2020 15:47 WIB
pembongkaran 23 bangli
Sebuah ekskavator membongkar 23 bangli peyebab banjir (Foto: Suparno)
Sidoarjo -

Sebanyak 23 bangunan liar (bangli) yang berdiri di tanah irigasi di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo dibongkar. Bangli itu dibongkar karena menjadi penyebab banjir di dua desa, yakni Desa Banjarsari dan Desa Kedungbanteng.

Dua desa tersebut pernah banjir tiga bulan lamanya. Bahkan ada dua sekolah yang sempat kegiatan belajar mengajarnya dilakukan di atas meja. Sebelumnya, puluhan bangunan tersebut didirikan warga untuk membuka aneka usaha bahkan untuk tempat tinggal.

Pembongkaran ini dijaga puluhan petugas Satpol PP, TNI, dan Polisi. Sebuah ekskavator dikerahkan untuk merobohkan bangunan semi permanen dan permanen ini. Diantara bangunan tersebut juga terdapat Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Dwi Samudra.

"Sebelumnya kami telah melakukan sosialisasi kepada warga maupun pengurus KUD. Bukan hanya sekali, namun beberapa kali sehingga seluruh pemilik bangunan paham. Bangunan-bangunan tersebut ditertibkan akibat terdampak proyek peningkatan jalan," kata Camat Tanggulangin Sabino Mariano kepada wartawan di lokasi, Selasa (14/7/2020).

Sabino mengatakan beberapa pemilik bangunan sudah melakukan pembongkaran secara mandiri sehingga barang-barang yang bisa dipakai masih bisa dimanfaatkan.

"Setelah ini kami berharap warga di sekitar stren kali secara sadar ikut menjaga lingkungannya. Pembongkaran ini salah satunya untuk normalisasi irigasi agar tidak banjir," terang Sabino.

Sabino menambahkan setelah proyek jalan selesai digarap oleh PU Bina Marga dan Sumber Daya Air selanjutnya normalisasi sungai juga dilakukan.

"Tahun ini wilayah Kedungbanteng terendam banjir cukup lama. Normalisasi yang akan dilakukan memang terkendala bangunan-bangunan tersebut," imbuh Sabino.

Sementara itu Plt Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga Sidoarjo Moedjiono mengatakan proyek peningkatan jalan di Desa Kedungbanteng ini sepanjang 330 meter dengan lebar 5 meter.

"Proyek jalan dilaksanakan terlebih dahulu dengan dibeton, baru menyusul Bidang Irigasi dan Pematusan melakukan normalisasi sungai," jelas Moedjiono.

Sejatinya bangunan-bangunan liar ini akan ditertibkan sebelum Hari Raya Idul Fitri lalu. Namun warga meminta agar pembongkaran dilakukan setelah lebaran.

"Kita sudah sosialisasi cukup lama sampai peringatan tahap tiga. Sehingga hari ini kita melakukan pembongkaran," jelas Moedjiono.

Sementara itu salah satu pemilik bangli, Basori (60) yang memanfaatkan bangli sebagai toko jualan pakan ternak, mengaku sudah 4 tahun dia menempati. Awalnya dia menempati membeli dari orang lain seharga Rp 20 juta.

"Kami menyadari itu tanah irigasi, tapi ya seharusnya ada kompensasi bangunan," kata Basori.

Ucapan yang sama disampaikan oleh Munif (58) dia mengaku memiliki dua bedak, satu bedak bangunan dengan ukuran 4 x 9 meter. Dua bedak bangun itu sendiri awalnya beli dari warga, per unit Rp 12 juta,

"Kami berharap minta ganti rugi bangunan, masak pemerintah menyengsarakan rakyatnya," tandas Munif.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.