Haru Tangis Saat Pedemo Dijemput Ortunya di Polresta Banyuwangi

Haru Tangis Saat Pedemo Dijemput Ortunya di Polresta Banyuwangi

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 23 Okt 2020 16:59 WIB
demo omnibus law di banyuwangi
Salah satu pedemo saat dijemput ibunya (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Haru biru terjadi di Polresta Banyuwangi saat puluhan pedemo dijemput oleh orang tua mereka, setelah diamankan karena diduga melakukan tindakan anarkis di aksi demo Omnibus Law di Gedung DPRD Banyuwangi. Sebagian orangtua menangis karena tak menyangka anaknya ikut dalam aksi demo tersebut.

Belasan pedemo ini dijemput oleh orang tua atau walinya usai menjalani pemeriksaan dan tes swab, Jumat (23/10/2020).

"Alhamdulillah le kamu tidak apa-apa. Mama khawatir kamu ndak pulang," ujar salah satu orangtua kepada anaknya.

Ada lagi Maya (40) warga Banyuwangi, yang menangis setelah bertemu dengan anaknya. Dirinya tak menyangka anaknya ini ikut dalam aksi demo yang berujung anarkis di Gedung DPRD Banyuwangi, Kamis kemarin (22/10/2020).

"Anak saya ini pendiam tidak pernah keluar. Tapi kemarin diajak temannya demo. Temannya pulang, anak saya ditahan. Tapi akhirnya pulang juga," ujarnya.

Dari keseluruhan, 10 orang merupakan mahasiswa dan 2 lainnya adalah siswa pelajar. Dengan rincian, 10 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin mengatakan puluhan pedemo yang diamankan dikembalikan lagi ke orang tuanya. Ini dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan terkait aksi ricuh yang terjadi dalam aksi demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

"Kami kembalikan kepada orang tua. Kami juga berpesan kepada orangtua untuk menjaga anaknya. Apalagi yang pelajar. Jangan sampai terhasut hoaks," ujarnya kepada detikcom.

Arman juga meminta pedemo dan orangtua untuk menandatangani komitmen agar tak lagi melakukan perbuatan yang merugikan masyarakat. Apalagi merusak fasilitas umum dn negara.

"Kami minta orangtua melakukan pengawasan. Kita beri hak yang sudah cukup umur melakukan demo. Tapi untuk pelajar jangan dulu. Apalagi sampai anarkis. Mereka ini yang dimanfaatkan melakukan aksi anarkis," tambahnya.

Dari keseluruhan demonstran tolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law lanjutan di Banyuwangi yang dipulangkan ini, polisi juga memberikan sosialisasi dan bingkisan berisi masker, vitamin, serta sanitizer.

"Kami juga minta mereka tetap menjalankan protokol kesehatan. Kita juga masih menunggu swab yang sudah kita lakukan tadi," pungkasnya.

Aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law di DPRD Banyuwangi berakhir ricuh. Massa melempari petugas yang melakukan pengamanan dengan batu dan botol mineral.

Tidak hanya itu, massa juga merangsek masuk ke dalam gedung setelah merobohkan pintu pagar besi Gedung DPRD Banyuwangi. Kericuhan pun tidak terhindarkan. Massa seketika berhamburan saat polisi menghalau massa yang berusaha masuk ke dalam gedung DPRD Banyuwangi. Polisi langsung bertindak tegas dengan menembakkan water canon dan gas air mata untuk memukul mundur massa.

Melihat kondisi tak terkendali, petugas dengan sigap langsung mengamankan sejumlah pendemo yang diduga menjadi provokator kericuhan untuk didata.

Halaman 3 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.