Kericuhan dipicu adanya informasi adanya sejumlah mahasiswa pendemo yang ditangkap polisi. Lewat pengeras suara, salah seorang orator meminta polisi memberi penjelasan.
Merasa tuntutan tak mendapat respons, situasi mulai memanas. Bahkan ada mahasiswa yang kemudian menarik kawat berduri yang ada di depannya. Kawat berduri itu merupakan pembatas bagi pendemo.
Pada saat hampir bersamaan, ada pendemo yang melempar batu ke arah gedung DPRD Jember. Kericuhan pun terjadi.
Pelemparan batu terus berlangsung ke arah gedung DPRD Jember. Bahkan terlihat beberapa pendemo memecah batu paving trotoar dengan palu. Kemudian pecahan paving digunakan melempari gedung DPRD.
Selain itu, juga sempat ada pendemo yang melempar gedung Dewan dengan benda semacam bom molotov. Juga sempat terlihat petasan kembang api dilempar ke arah gedung wakil rakyat itu.
Sementara polisi yang berjaga di selatan DPRD Jember, tidak bergerak dengan aksi mahasiswa dari arah sisi Timur gedung itu. Mobil water canon juga tidak dikerahkan untuk menghalau massa.
Sempat ada beberapa petugas berpakaian preman yang mencoba menangkap massa yang dinilai menjadi provokator. Namun upaya itu gagal karena kalah jumlah.
Kericuhan mereda setelah adzan Maghrib berkumandang. Lalu, sejumlah mahasiswa melakukan salat Maghrib di lokasi. Hingga pukul 17.45 WIB, mahasiswa masih terlihat berkerumun di lokasi. (iwd/iwd)