Pantuan detikcom di Jalan Gubernur Suryo, tampak anggota polisi berpakaian preman membawa puluhan pemuda yang tidak memakai seragam khas buruh atau memakai almamater mahasiswa untuk diinterogasi. Mereka dimasukkan ke dalam ruangan Gedung Negara Grahadi untuk diinterogasi petugas.
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo menyebut ada 106 orang yang sudah diamankan. Mereka yang ditangkap terindikasi bukan dari kelompok Getol.
"Ada 106 yang sudah kita amankan yang diindikasikan bukan dari kelompok Getol ini. Karena kelompok massa dari Getol ini sudah ada elemen-elemennya itu, kita sudah tahu. Dan korlapnya sudah koordinasi dengan kita," kata Hartoyo di halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (20/10/2020).
Hartoyo menjelaskan, pihaknya mengamankan para penyusup yang berpotensi bisa membuat kerusuhan. Karena pada Kamis (8/10) lalu, aksi unjuk rasa Omnibus Law di Gedung Negara Grahadi berakhir dengan ricuh.
"Ya jadi untuk antisipasi supaya tidak terjadi masa penyusup yang kemungkinan besar akan membuat kerusuhan. Kita sekedar mengantisipasi jangan sampai karena tanggal 8 kemarin seperti itu (rusuh) dan alhamdulillah sampai dengan sekarang belum terjadi apa-apa," terangnya.
Hartoyo menyebut sejauh ini sudah ada 6 orang yang teridentifikasi sebagai pelajar. Mereka mengaku ingin ikut demo karena ajakan dari medsos.
"Ada anak-anak kecil (pelajar). Ada 6 orang yang sudah positif (pelajar). Di situ ada ajakan unjuk rasa dari media sosial. Lainnya masih kita selidiki. Semuanya diamankan di Mapolrestabes, ada yang bawa bola tennis," pungkasnya.
(fat/fat)