Kisah Sri Tanjung Jadi Inspirasi Pemkab dan Warga Banyuwangi Berkreasi

Kisah Sri Tanjung Jadi Inspirasi Pemkab dan Warga Banyuwangi Berkreasi

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 19 Okt 2020 23:05 WIB
Nama Banyuwangi tak lepas dari kisah Sri Tanjung-Sidapaksa. Kisah cinta, kesetiaan dan kematian itu menjadi cikal bakal nama Banyuwangi.
Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi -

Nama Banyuwangi tak lepas dari kisah Sri Tanjung-Sidapaksa. Kisah cinta, kesetiaan dan kematian itu menjadi cikal bakal nama Banyuwangi.

Masyarakat Banyuwangi menjunjung tinggi kisah tersebut. Sehingga cerita tersebut menginspirasi berbagai seni dan tradisi masyarakat sekitar.

Bahkan kisah Sri Tanjung-Sidapaksa menjadi inspirasi Pemkab Banyuwangi dalam menggelar pagelaran akbar Banyuwangi Ethno Carnival (Bec) di tahun 2016 lalu, dengan tema The Legend of Sritanjung Sidopekso. Pagelaran itu sukses membawa nama dan cerita Banyuwangi semakin dikenal.

"Terkait hal magis ataupun apa kami tidak melihat dari konteks itu. Tapi bagaimana cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi kami menggelar sebuah event akbar. Dan berhasil," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada detikcom, Senin (19/10/2020).

"Kami terus konsisten mengeksplorasi budaya kami. BEC pun kami gelar secara tematik tiap tahunnya dengan berpijak pada budaya lokal. Setelah tahun-tahun sebelumnya sempat mengangkat gandrung, barong using, seblang, adat kemanten using. Dan kami persembahkan juga kisah legenda asal mula Banyuwangi," tambahnya.

Sebanyak 160 peserta BEC memberikan penampilan yang luar biasa di ajang itu. Dengan menggunakan kostum yang bertemakan tiga tokoh dalam legenda yang menceritakan asal usul nama Banyuwangi yaitu Sri Tanjung, Sidapaksa dan Prabu Sulah Kromo.

Peserta festival berjalan sejauh 2,5 kilometer dengan bobot kostum sekitar 15 kilogram. BEC adalah satu di antara 53 atraksi pariwisata yang digelar Banyuwangi selama 2016 dengan tajuk "Banyuwangi Festival".

Kata Anas, BEC sengaja digelar dalam bentuk karnaval kontemporer untuk menjembatani tradisi dan budaya modern. Karnaval, lanjut dia, diyakini banyak pihak sebagai cara mengemas acara yang paling disukai masyarakat.

"Bedanya, tema karnaval yang kami angkat adalah tradisi lokal masyarakat Banyuwangi. Contohnya kita sengaja mengangkat legenda asal mula Banyuwangi. Semua fragmen mengisahkan legenda Putri Sri Tanjung," ujar Anas.

Adanya Sumur Sritanjung di Pendopo, kata Anas, tak dilihat karena mistisnya. Namun penghormatan yang diberikan leluhur atas nama yang diberikan untuk wilayah yang saat ini maju pesat di bawah kepemimpinannya. Pembangunan Pendopo pun juga menunjang estetika di sekitar sumur Sritanjung.

"Sumur itu tempatnya di belakang. Jika rumahnya bagus bagian depan ya rumah di belakang harus bagus toh. Makanya kita bangunlah Pendopo yang Green Building. Tentu hal ini juga menambah estetika sebuah hunian. Pendopo setiap hari didatangi oleh tamu dari berbagai kota. Jika kotanya bagus, Pendopo pun juga akan bagus.

Tak hanya itu, kata Anas, Pemkab Banyuwangi juga membangun RTH Taman Sritanjung dengan apik. Lokasinya berada di depan Pendopo dan Masjid Besar Baiturrahman. Sebelumnya, taman tersebut sangat kumuh. Namun dengan sentuhan arsitek, taman tersebut menjadi indah.

"Kita buat taman ini juga indah. Dulu sangat kumuh. Akhirnya kita tata dengan baik. Termasuk PKL yang ada disana. Kita berikan lokasi yang layak," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/sun)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.