Ada beberapa berita di Jatim yang hari ini menjadi perhatian banyak pembaca. Seperti soal TikTok yang mempertemukan Trena Treni, hingga soal Gus Nur yang dilaporkan hina NU.
Berikut rangkuman beritanya:
TikTok Pertemukan Si Kembar Trena Treni yang 20 Tahun Terpisah
Aplikasi TikTok mempertemukan si kembar Trena Treni yang puluhan tahun terpisah. Pertemuan mereka berawal dari posting-an Treni Fitri Yana warga Kademangan, Kabupaten Blitar yang menarik perhatian warga Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka menyangka tetangganya yang bernama Trena Mustika, yang lihai membuat konten TikTok itu.
Namun setelah ditanyakan kepada Trena, dia mengaku bukan pengisi konten itu. Yang membuat Trena ikut penasaran, bagaimana mungkin wajah Treni sangat mirip dengannya. Trena pun kemudian menelusuri akun media sosial Treni lainnya. Lalu ia mencoba berkomunikasi dengan berkomentar di tiap posting-an Treni.
"Awalnya saya gak begitu respons. Karena saya juga berdagang online. Tapi yang ditanyakan bukan dagangan saya. Malah lebih ke pribadi saya," tutur Treni kepada detikcom, Senin (19/10/2020).
Lama kelamaan, Treni penasaran juga. Karena beberapa orang yang belakangan diketahui kakak-kakak kandungnya, mengirimkan foto Trena Mustika. Mereka juga menyebutkan nama wanita yang selama ini mengasuh Treni di Blitar.
"Baru pada 14 Oktober lalu, mereka video call sama saya. Dan ya ampun, gak nyangka. Ternyata saya punya kembaran. Identik banget, cara berpakaian kami, cara bicara kami. Selama ini ibu saya gak pernah ngasih tahu kalau saya kembar," ungkapnya.
Fakta di depan mata membuat perasaan Treni tak karuan. Antara senang, sedih, tak percaya bahkan sampai syok mendapati kenyataan bahwa ada wanita lain yang serupa dan sedarah dengannya. Awalnya, Treni tidak mampu menanyakan fakta itu kepada ibunya. Namun sang ayah kandung akhirnya menghubungi sendiri ibu yang mengasuhnya selama ini.
Rabu (21/10), Treni berencana menemui keluarga aslinya dan saudara kembarnya di Tasikmalaya. Mereka yang terpisah sejak usia sekitar 2 tahun itu, akan kembali bertemu berkat aplikasi TikTok.
Simak juga video 'Kisah Kembar Trena-Treni Bertemu Setelah 20 Tahun Terpisah':
Sumur Sritanjung di Banyuwangi Dipercaya Bisa Beri Pertanda Baik dan Buruk
Sumur Sritanjung disebut menjadi cikal bakal nama Banyuwangi. Karena dalam waktu tertentu, sumur tersebut mengeluarkan aroma wangi.
Tak hanya satu, ada dua sumur yang kerap mengeluarkan aroma wangi. Selain di pendopo, ada juga Sumur Sritanjung milik Erus Kadarisman (60), warga Jalan Sidopekso Nomor 10 A Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Kota Banyuwangi. Tepatnya di belakang Pendopo Shaba Swagata Blambangan. Aroma wangi ini muncul sebagai pertanda baik.
"Dari dalam Sumur Sritanjung ini sering keluar aroma harum dan biasanya itu adalah pertanda baik," ujarnya kepada detikcom, Senin (19/10/2020).
Namun terkadang airnya keruh dan berbau anyir. Ini terjadi ketika ada peristiwa buruk di Banyuwangi. Salah satunya adalah peristiwa pemberontakan G30S/PKI. "Kadang juga keruh dan beraroma anyir dan ini tandanya akan ada peristiwa buruk. Seperti yang terjadi PKI pada tahun 1965-an," tambahnya.
Beberapa pejabat penting juga pernah datang ke sini. Bahkan paranormal yang membentengi pejabat pun datang ke Sumur Sritanjung. "Dulu dukunnya Pak Prabowo dan pak SBY pernah datang kesini," pungkasnya.
Sumur Sritanjung miliknya, kata Kadarisman, juga dikeramatkan oleh warga sekitar. Mereka banyak yang berkunjung ke Sumur Sritanjung ketika mereka akan menggelar hajatan besar seperti pernikahan.
Jika datang mereka akan membawa sesajen yang diletakkan di sumur Sritanjung. Lalu mengambil air untuk mandi, diminum atau sekadar untuk cuci muka. "Mereka mempercayai jika air Sumur Sritanjung membawa berkah. Biasanya mereka datang dan berdoa di sini," pungkasnya.
Dianggap Hina NU di YouTube, Gus Nur Dilaporkan Aliansi Santri Jember
Sugi Nur Rahardja atau akrab disapa Gus Nur dilaporkan ke polisi karena dinilai melakukan pencemaran nama baik Nahdlatul Ulama (NU). Pernyataan Gus Nur dalam channel YouTube 'Refly Harun' yang saat itu dilakukan dalam konsep talkshow, dinilai telah menyampaikan fitnah dan melecehkan marwah kelembagaan NU.
Berbekal potongan video talkshow yang diunggah di YouTube itu, belasan anggota Aliansi Santri Jember dengan dikawal anggota Barisan ansor serbaguna (Banser) langsung mendatangi Polres Jember.
"Kedatangan kami ke Polres Jember ini melaporkan saudara Sugik Nur atas komentarnya (pernyataan melalui acara talkshow) di YouTube pada saat acara (talkshow) Refly Harun," kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin (19/10/2020).
Ayub menyampaikan pernyataan Gus Nur yang disampaikan di YouTube itu dinilai telah merendahkan marwah NU. "Dengan mengatakan bahwa NU sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya PKI, liberal, dan sekuler. Menurut kami ini telah mencemarkan nama Nahdlatul Ulama, dan juga (dianggap) menyebarkan ujaran kebencian," jelasnya.
Sehingga Mantan Ketua GP Ansor Jember ini bersama anggota Aliansi Santri Jember dan belasan Banser melakukan laporan ke polisi atas dugaan pelanggaran UU ITE. "Sehingga sebagai warga negara yang baik kami melaporkan (kasus) ini ke polisi, agar hal-hal seperti ini, tidak terjadi lagi," tegasnya.
Laporan ke polisi itu, dilakukan sebagai bentuk tindakan tegas agar pelaku yang diduga menyebarkan ujaran kebencian itu, mendapat sanksi secara hukum. "Apalagi saya lihat Saudara Sugik Nur ini sudah berkali-kali melakukan ujaran kebencian itu. Tapi memang belum ada laporan ke polisi," ujarnya.
Laporan ke polisi itu, kata Ayub, juga sebagai bentuk desakan ke polisi untuk bertindak tegas, dan menjawab keresahan warga Nahdliyin khususnya di Jember. "Tapi karena orangnya tidak ada di sini (Jember), maka kami melakukan laporan ke polisi, saya juga yakin teman-teman yang lain (warga NU di daerah lain), juga akan melakukan hal yang sama," imbuhnya.
Kasat Reskrim Polres Jember AKP Fran Dalanta Kembaren saat dikonfirmasi membenarkan tentang adanya laporan yang dilakukan Aliansi Santri Jember itu. Terkait posisi terlapor yang berada di luar Jember, Fran mengatakan, nantinya dimungkinkan untuk berkoordinasi dengan Polda.