Nama Banyuwangi tak luput yang dari kisah Sritanjung-Sidopaksa. Kisah cinta yang dibalut dengan cinta, kesetiaan dan kematian itu menjadi cikal bakal nama Banyuwangi. Namun tahukah kamu, ada lokasi yang dipercaya sebagai tempat munculnya nama Banyuwangi. Lokasi itu berada di belakang Pendopo Shaba Swagata Blambangan.
Lokasi itu adalah sebuah sumur yang ada di pojok utara sebelah timur rumah dinas Bupati Banyuwangi. Warga Banyuwangi menyebut sumur tersebut dengan Sumur Sritanjung.
"Budayawan percaya jika telaga Sritanjung ini berada di belakang Pendopo. Makanya kita rawat dan kita berikan nuansa alam berupa taman di sekitar sumur," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada detikcom, Senin (19/10/2020).
Sumur tersebut berukuran diameter 2 meter. Dalamnya sekitar hampir 5 meter. Di dalam sumur tampak air yang jernih tak pernah surut meski kemarau. Di samping sumur, disediakan bak untuk tempat mencuci muka. Sebab, yang datang ke sumur Sritanjung selalu membasuh muka agar diberikan keberkahan. Tak hanya masyarakat biasa, tapi juga pejabat yang datang ke sumur ini.
"Kami membuka Pendopo setiap hari Sabtu dan Minggu untuk siapapun yang ingin melihat pendopo. Tak hanya sumur, arsitektur Pendopo khususnya bagian belakang itu kita rombak seperti bukit dengan ada ruangan ramah lingkungan tanpa lampu jika siang hari. Tentu ini salah satu bentuk upaya kita dalam melestarikan Pendopo sebagai bangunan bersejarah," tandasnya.
Banyak versi cerita kisah Sritanjung. Cerita ini bermula saat seorang ksatria yang tampan dan gagah perkasa bernama Raden Sidapaksa. Ia mengabdi kepada Raja Sulakrama yang berkuasa di Negeri Sindurejo. Sidapaksa diutus mencari obat oleh raja kepada kakeknya, Bhagawan Tamba Petra, yang bertapa di pegunungan. Di sana dia bertemu dengan seorang gadis yang sangat ayu bernama Sritanjung. Sri Tanjung bukanlah gadis biasa, karena ibunya adalah bidadari yang turun ke bumi dan diperistri seorang manusia.
Tonton juga video '7 Sumur Unik di Ciamis, Konon Peninggalan Zaman Kerajaan':