Penyeberangan jurusan Ketapang-Lembar, Lombok Barat segera dibuka. Ini menyusul dilakukan ujicoba KMP Satya Kencana II. Kapal tersebut melakukan perjalanan dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Lembar tanpa muatan.
Kapal dengan berat 2.155 GT itu diuji tepat saat hujan deras melanda area Pelabuhan Ketapang, Kamis (15/10/2020). Kapal tersebut berhasil melaju dengan kondisi kecepatan angin mencapai 17,5 knot menuju Pelabuhan Lembar.
Dalam pelepasan tersebut, beberapa perwakilan dari Dishub Provinsi Jatim, Direktorat Transportasi SDP, BPTD dan ASDP ikut menyaksikan proses berjalanya kapal. Termasuk asosiasi pengusaha kapal seperti Gapasdap dan INFA.
Uji coba sendiri dilakukan dengan kapal tanpa muatan, atau kosong. Selama proses pemberangkatan berlangsung, semua kondisi kapal dalam keadaan ideal. Sehingga tidak mengganggu proses pelepasan kapal saat berlayar dari dermaga MB IV.
Kasi Angkutan Penyeberangan Direktorat Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan Eko Indrayanto mengatakan, sebelum rute Ketapang-Lembar disetujui pihaknya akan melakukan pemantauan termasuk uji coba terhadap infrastruktur yang ada. Mulai dari jenis kapal, pelabuhan, alur sampai kecepatan kapal.
"Kita melihat manajemen dan rekayasa lalu lintas di ketapang untuk rencana pembukaan rute tersebut." kata Eko kepada wartawan.
Sementara DPC Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Banyuwangi meminta agar jalur penyeberangan Ketapang-Lembar segera dibuka. Selain menyaingi aktivitas kapal di Pelabuhan Tanjungwangi, jalur tersebut dianggap menjadi solusi dari stabilnya bisnis perusahaan penyeberangan di Pelabuhan Ketapang.
Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi, Putu Widiana mengatakan jalur Ketapang Lembar merupakan usulan dari Gapasdap Lembar dan Gapasdap Banyuwangi. Jalur ini menurutnya bisa menjadi solusi bagi para pengguna jasa agar tak perlu lagi melalui Bali untuk tiba di Pulau Lombok.
"Sekaligus menstabilkan eksistensi bisnis para pengusaha kapal yang selama ini terganggu akibat dibukanya jalur Tanjungwangi-Gili Mas, Lombok Barat," tambahnya.
Usulan jalur tersebut menurutnya sudah disetujui oleh Kementerian Perhubungan. Hanya saja, masih perlu dilakukan cek ulang on the spot untuk memastikan secara teknis tidak ada gangguan. Mulai dari kapasitas dermaga, jenis kapal dan aktivitas pelayaran tersebut di tengah jalur Selat Bali yang cukup padat.
"Keinginan kita paling lambat satu bulan sudah bisa beroperasi. Lebih cepat lebih baik,"tegasnya.
Salah seorang driver asal Desa Pesucen, Subhan (40) menambahkan, jika nantinya ada dua pelabuhan yang sama-sama melayani penyeberangan dengan jalur yang sama, maka driver kemungkinan akan lebih memilih mana kapal yang bisa tiba lebih cepat. Selain pertimbangan ongkos, pertimbangan waktu menurutnya juga akan menjadi pilihan.
Subhan sendiri memandang, penyeberangan di Pelabuhan ASDP Ketapang selama ini dijalankan dengan jadwal yang sudah tertata. Jika itu juga diterapkan di rute Ketapang-Lembar, tentunya akan menjadi pilihan bagi sopir yang ingin tiba tepat waktu.
"Kita juga mencari yang lebih cepat, kalau ada ya kita mending ke sana,"jelasnya.