Suluk Tarekat Jadi Klaster Baru, Kemenag Blitar Imbau Terapkan Prokes

Suluk Tarekat Jadi Klaster Baru, Kemenag Blitar Imbau Terapkan Prokes

Erliana Riady - detikNews
Kamis, 08 Okt 2020 08:04 WIB
Muncul Klaster Suluk Thareqah
Suluk Tarekat di Blitar jadi klaster baru (Foto: Erliana Riady/detikcom)
Blitar - Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar merilis munculnya klaster Suluk Tarekat. Ada tambahan 8 santri positif COVID-19, sehingga di klaster suluk terdapat 15 pasien.

Jubir Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti mengatakan, 8 pasien tambahan ini merupakan orang yang kontak erat dengan pasien sebelumnya. Sebanyak 42 hasil tracing telah dilakukan rapid test. 12 Di antaranya menunjukkan hasil reaktif.

"Dari rapid yang 12 reaktif kami langsung ambil tes swab. Dan hasilnya ada 8 yang terkonfirm positif semua warga Wonodadi. Sehingga total dari klaster suluk ini ada 15 orang," paparnya kepada detikcom, Kamis (8/10/2020).

Informasi yang dihimpun detikcom, aktivitas suluk Tarekat Naqsyabadiyah ini dilakukan di Ponpes Mantenan, Udanawu pada bulan-bulan tertentu. Suluk dilaksanakan selama sekitar satu bulan, dengan peserta yang datang dari berbagai wilayah.

Humas Kemenag Kabupaten Blitar, Jamil Mashadi mengaku prihatin dengan hal ini. Suluk Tarekat menurutnya, adalah ibadah dalam proses mengolah batin. Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, pihaknya mengimbau ibadah sebaiknya menghindari wabah yang mengancam kesehatan dan keselamatan jasmani.

"Kita kembali bagaimana Rasulullah menyikapi wabah. Kalau ada wabah maka hindari. Semua perilaku kita harus menyesuaikan dengan pandemi ini. Perlu mengubah perilaku agar tertib menjalankan protokol kesehatan supaya tidak menghentikan ibadah," jelasnya.

Jamil kemudian menceritakan kisah seorang waliyullah yang sedang dalam perjalanan. Di tengah perjalanan, waliyullah itu menemui daerah yang terserang wabah penyakit. Beliau menghindari daerah itu dengan tidak melewatinya.

Ketika pulang dari perjalanan dan melewati daerah itu, ternyata kabar yang diterimanya memprihatinkan. Karena jumlah korban akibat wabah penyakit itu total sebanyak 500 orang.

"Namun ternyata, yang meninggal karena wabah itu hanya 50 orang. Kematian lainnya karena abai, takut, panik dan kelaparan. Maka kita sebagai umat Islam, harus arif bijaksana menghadapi wabah. Jangan sombong, nyapo aku cedek Gusti Allah ora bakal kenek (Aku dekat dengan Gusti Allah tidak akan kena COVID-19). Saat ini yang wajib kita lakukan adalah mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya. (fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.