Sejak dibuka kembali pada Juli lalu dan masih di pandemi COVID-19, hotel-hotel sudah memberikan banyak diskon hingga 50% dari harga normal. Salah satunya hotel di Surabaya yang juga membanting harga.
Meski sudah memberi diskon hingga separuh harga, namun tingkat hunian masih belum memenuhi kamar yang tersedia.
Salah satunya adalah Regantris Hotel Surabaya. Hotel yang ada di Jalan dr. Soetomo ini membanting harga sampai lebih dari 50% pada pertengahan hingga akhir bulan.
"Banting harga sampai 50%. Menurunnya mulai pertengahan sampai akhir bulan, meski sudah diberi diskon 50%. Tidak hanya hunian yang berkurang, tapi event dan restoran juga," kata General Manager (GM) Regantris Hotel Surabaya Bayu Andi Bawono kepada detikcom, Jumat (2/10/3020).
Menurut Bayu, meskipun telah diberi diskon hingga lebih dari 50%, okupansi tetap tidak bisa kembali normal seperti sebelum pandemi. Sebab, hotel juga membatasi kuota, baik hunian, event, restoran, dan karyawan.
Bayu mengatakan sebelum pandemi, Regantris Hotel bisa mematok harga Rp 500-600 ribu per malam. Tetapi saat ini separuhnya, yakni Rp 250 ribu.
"Rata-rata dulu Rp 500-600 ribu waktu normal. Harga saat ini room only Rp 250 ribu. Sekarang sudah menerima 30-40 kamar masuk," jelas Bayu.
Hal serupa juga dialami Royal Singosari Cendana, Surabaya yang harus membanting harga 50% untuk menarik tamu untuk menginap di Hotel yang ada di Jalan Kombes Pol. M. Duryat ini.
"Kalau Cendana Rp 288 ribu sekarang, normalnya sebelum pandemi sama dengan Regantris sekitar Rp 500 ribu. Tapi di sana lebih eksklusif, lebih bagus juga dipangkas harganya 50%," kata Bayu yang juga GM Cluster Royal Singosari Cendana.
Hal yang sama juga dilakukan POP! Hotel Stasiun Kota, Surabaya. Tetapi pihak hotel bersyukur masih bisa survive saat masa pandemi bahkan tidak tutup saat yang lainnya tutup beberapa bulan.
"Turun bisa sampai 50%, kita aja sudah turun, bagaimana dengan lainnya. Kalau bintang sekelas kita turun, atas kita juga turun. Bagaimana bisa survive," kata Hotel Manager Satriani M Damanik atau yang akrab disapa Odek.
Tamu atau wisatawan yang datang ke Surabaya saat ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Penyebab utama ialah pandemi COVID-19.
"Tamu yang masuk ke Surabaya sudah tidak seindah beberapa tahun lalu, jauh berkurangnya. Sehingga tingkat hunian kami tahun lalu bisa closing 65%, tahun ini kita masih year to date itu tidak sampai 30%. Turunnya sudah 40% secara tingkat hunian," jelasnya.
Pada bulan Juni sampai September sudah ada sedikit pergerakan untuk hunian. Juli sampai Agustus bisa 32 kamar, tetapi pada September hanya 25 kamar.
"Tanpa grup ada penurunan tujuh kamar. Idealnya kita 65 kamar per hari," kata dia.
Untuk diskonnya sendiri, POP! Hotel Stasiun Kota mematok start from Rp 268 ribu. Tetapi tanpa breakfast atau sarapan pagi.
"Paling mentok harga Rp 200 ribu. Benar-benar dikondisikan yang ada. Karena hotel ini harus dirawat, tetap harus dilakukan treatment," pungkas Odek.