Sekilas Jatim: Pengadangan Acara KAMI-Tukang Bubur Gorok Ortu Kandung

Sekilas Jatim: Pengadangan Acara KAMI-Tukang Bubur Gorok Ortu Kandung

Tim detikcom - detikNews
Senin, 28 Sep 2020 20:54 WIB
Acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jatim di Gedung Juang 45 mendapat penolakan dari berbagai organisasi masyarakat (ormas). Acara tersebut akhirnya batal digelar.
Massa Surabaya Adalah Kita demo menolak acara KAMI Jatim/Foto file: Faiq Azmi
Surabaya -

Ada beberapa berita di Jatim yang hari ini menjadi isu utama. Seperti soal pengadangan acara KAMI Jatim hingga soal tukang bubur yang menggorok ortu kandung.

Berikut rangkuman beritanya:

Acaranya Diadang, Gatot Sebut KAMI Bawa Berkah Bagi Pendemo Bayaran

Acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Timur batal digelar di Gedung Juang 45 Surabaya. Acara tersebut mendapat penolakan dan pengadangan dari massa Surabaya Adalah Kita.

Massa demo dan memblokade pintu masuk Gedung Juang 45. Salah satu deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo menyebut, demonstran yang menghalangi acara KAMI Jatim merupakan demonstran bayaran.

"Saya mengimbau KAMI, bahwa kita harus bersyukur. Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima," kata Gatot di Masjid Assalam Puri Mas Surabaya, Senin (28/9/2020).

Gatot kemudian menyebut, kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim lebih baik. Karena menurutnya, anggota KAMI mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli bensin menuju Gedung Juang 45. Berbeda dengan pendemo di Gedung Juang 45 yang malah dibayar.

"Itu kan beda, kalau KAMI ke sana keluar (ongkos) bensin dan sebagainya. Kondisinya lebih baik. Maka semua saya ajak berdoa agar semua yang demo di Jabal Nur dan Gedung Juang 45, kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan membawa uang sekadarnya untuk keluarganya," jelasnya.

Mantan Panglima TNI ini juga menilai, keberadaan KAMI membawa berkah bagi para demonstran yang ada di Surabaya. "Jadi keberadaan KAMI itu membawa berkah. Besok lagi demonya yang banyak lagi. Jadi ada rezeki buat kawan-kawan kita yang ikut demo," terangnya.

Eks Calon Bupati Madiun Ikut Edarkan Uang Palsu Karena Terlilit Utang

Tiga sindikat pengedar uang palsu (Upal) diringkus jajaran Satuan Reskrim Polres Ngawi. Satu tersangka, Sumardi, mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkab Madiun. Dari pengakuan pelaku, tindak kriminal yang dilakukan dilatarbelakangi utang. Hal itu karena pencalonan dirinya saat pemilihan bupati (Pilbup) Madiun tahun 2013.

Kepada wartawan, Sumardi mengaku nekat mengedarkan uang palsu karena terlilit utang. Sumardi menjadi calon bupati tahun 2013. Namun dalam pemilihan tersebut Sumardi kalah.

"Karena utang banyak dulu pernah maju calon bupati," ujar Sumardi saat ditanya wartawan dalam rilis di Polres Ngawi.

Utang yang melilitnya saat ikut Pilkada Madiun tahun 2013, kata Sumardi, mencapai Rp 1 miliar. "Utang saya satu miliar," paparnya sambil menundukkan kepala.

Sumardi menambahkan, selain untuk kebutuhan membayar utang, kepada wartawan, dirinya mengaku uang juga digunakan untuk berobat dirinya yang saat ini sakit.

Sementara Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP I Gusti Agung Ananta membenarkan hal itu. Agung menambahkan saat ini masih dilakukan pengembangan dan telah mendapat info pelaku utama yang buron yakni warga Surabaya.

"Polrestabes Surabaya infonya juga mengamankan uang palsu diduga jaringan tersangka di Polres Ngawi," tandasnya.

Ini Sosok Tukang Bubur yang Tega Gorok Bapak dan Ibu Kandungnya

Seorang tukang bubur di Mojokerto tega menggorok bapak dan ibu kandungnya sendiri. Di mata keluarganya, pelaku dikenal sebagai anak manja yang kerap melakukan kekerasan terhadap orang tuanya.

Adi Muryadi Hermanto (28) sehari-hari tinggal bersama orang tua kandungnya di Dusun Kuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar. Dia anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Yasin (87) dan Muripah (63).

Pemuda lajang ini mencari nafkah dengan berjualan bubur seruntul dan pentol keliling ke kampung-kampung. Dia meneruskan usaha yang selama ini ditekuni bapaknya.

Di mata tetangganya, Adi dikenal sebagai sosok yang pendiam. Gaya bicaranya ke orang lain sangat santun. Meski mempunyai perawakan tinggi besar, tapi wajahnya terlihat kalem.

Namun di mata keluarganya, Adi dikenal sebagai sosok yang manja. Yakni karakter kebanyakan anak terakhir atau anak bungsu. Bahkan, dia kerap melakukan kekerasan terhadap orang tuanya saat keinginannya tidak terpenuhi.

"Dia anak terakhir, informasi dari saudara-saudaranya, anak ini cukup dimanja. Apa yang dimau anak ini biasanya harus dituruti," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan di kantornya, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Senin (28/9/2020).

Tidak hanya itu, Adi juga disebut-sebut kerap mengonsumsi pil koplo. Menurut Rifaldhy, informasi itu menjadi desas-desus di masyarakat. Namun, hal itu diyakini penyidik tidak menjadi pemicu pelaku tega menganiaya kedua orang tua kandungnya.

"Penyidik berkeyakinan tidak (kerap mengonsumsi pil koplo memicu Adi menganiaya orang tua kandungnya), tapi desas desus di masyarakat nanti menjadi pertimbangan kami. Nanti kami agendakan untuk pemeriksaan urine atau darah pelaku," terangnya.

Namun di mata keluarganya, Adi dikenal sebagai sosok yang manja. Yakni karakter kebanyakan anak terakhir atau anak bungsu. Bahkan, dia kerap melakukan kekerasan terhadap orang tuanya saat keinginannya tidak terpenuhi.

"Dia anak terakhir, informasi dari saudara-saudaranya, anak ini cukup dimanja. Apa yang dimau anak ini biasanya harus dituruti," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan di kantornya, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Senin (28/9/2020).

Tidak hanya itu, Adi juga disebut-sebut kerap mengonsumsi pil koplo. Menurut Rifaldhy, informasi itu menjadi desas-desus di masyarakat. Namun, hal itu diyakini penyidik tidak menjadi pemicu pelaku tega menganiaya kedua orang tua kandungnya.

"Penyidik berkeyakinan tidak (kerap mengonsumsi pil koplo memicu Adi menganiaya orang tua kandungnya), tapi desas desus di masyarakat nanti menjadi pertimbangan kami. Nanti kami agendakan untuk pemeriksaan urine atau darah pelaku," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.