Ketua Presidium KAMI Jatim, Prof Daniel M Rosyid mengatakan, KAMI merupakan gerakan bermoral. Menurutnya, gerakan KAMI bisa disebut gerakan di atas tanah.
"Gerakan ini sepenuhnya di atas tanah. Bukan di bawah tanah. Kita gak perlu menghadapi massa yang gak perlu (Surabaya Adalah Kita dan KITA)," kata Daniel di Puri Mas Surabaya, Senin (28/9/2020).
Daniel menyebut, KAMI Jatim akan terus mengamati isu-isu nasional yang ada di tanah air. Menurutnya kewajiban berpolitik tidak berhenti di bilik suara.
"Dengan kepedulian dan keprihatinan kami, KAMI akan terus mengamati tanah air. Ini bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara," terangnya.
Daniel melihat, kondisi rakyat Indonesia saat ini dilanda krisis ekonomi dampak dari pandemi COVID-19. Imbasnya, rakyat kesusahan.
"Kita memahami banyak masyarakat kesusahan saat ini. Saya kira ini upaya untuk keluar dari kedunguan dan memberi ajaran konstitusi bagi masyarakat. Kita punya hak. KAMI berisi orang baik. KAMI ingin memberi sumbangan pemikiran," lanjutnya.
Sebelumnya, KAMI Jatim akan menyelenggarakan acara dengan tema 'Mengantisipasi Bangkitnya Komunisme Gaya Baru' di Gedung Juang 45. Namun acara itu urung terlaksana setelah massa dari Surabaya Adalah Kita memblokade pintu masuk Gedung Juang 45 Surabaya. Para Anggota KAMI Jatim yang hendak masuk di-sweeping dan diusir dari lokasi. (sun/bdh)